Kemenag Malut-BMKG Gelar Rukyat Hilal di Taduma Ternate
Kepala Sub Koordinator Penerangan Agama Islam, Kemenag Provinsi Malut, Dahlan Saidi

Bagikan:

TERNATE - Kementerian Agama Maluku Utara bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan pengamatan (rukyat) hilal Syawal 1443 Hijriah pada 1 Mei 2022 dipusatkan di Taduma Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate.

"Persiapan layanan informasi berupa data-data hisab hilal dan rencana pengamatan (rukyat) hilal dilakukan di seluruh Indonesia, termasuk wilayah Provinsi Malut akan dilakukan di Kota Ternate bersama pemerintah daerah, ormas-ormas Islam dan berbagai elemen masyarakat," kata Kepala Sub Koordinator Penerangan Agama Islam, Kemenag Provinsi Malut, Dahlan Saidi di Ternate, Kamis 28 April.

Menurut dia, sesuai hasil hisab jatuhnya pada 1 Mei 2022 dijadikan dasar untuk rukyat, maka hilal 4,29 derajat, arah hilal 28 derajat menunjukkan bahwa posisi hilal akan berada di sebelah kanan matahari.

Artinya, dari posisi tinggi hilang 3,29 derajat itu jika mengacu pada kriteria yang disepakati pemerintah 3 derajat di atas ufuk, maka kriteria ini telah melebihi, dari sisi hisab bisa ada kesimpulan sementara kemungkinan sesuai versi hisab akan menjadi rujukan sebagai 1 Syawal.

Dahlan mengatakan, pemerintah selain hisab, juga akan melakukan rukyat dengan data hitungan sebagai gambaran bahwa hilal itu sudah sesuai ketentuan 3 derajat di atas ufuk.

"Sebab, sesuai data pemerintah pada tanggal 1 April 2022 nanti, hilal akan berada di atas 4 derajat, sehingga, jika dari sisi hisab sudah bisa diprediksi 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada 2  Mei 2022, tetapi pemerintah nantinya yang mengambil keputusan," kata Dahlan dikutip Antara.

Akan tetapi, dengan angka-angka seperti ini, pengumuman dari pemerintah akan disampaikan ke publik setelah dilakukan rukyat.

Kendati demikian, dirinya secara pribadi mengakui, kemungkinan 90 persen 1 Syawal 1443 Hijriah akan jatuh pada 2 Mei 2022, tetapi harus menunggu keputusan resmi dari pemerintah setelah dilakukan rukyat.

Sebelumnya, Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan mekanisme pengamatan adalah menggunakan teleskop atau teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.

Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk Barat.

"Dengan teknologi informasi, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan secara daring ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal," katanya dia.

Lokasi pengamatan berada di Aceh Besar, Deli Serdang, Tapanuli Tengah, Padang, Bengkulu, Tanjung Pinang, Batam, Serang, Pandeglang, Tangerang, Subang, Kebumen, Tegal, Yogyakarta, Malang, Badung, Mataram, Kupang, Waingapu, Alor, Balikpapan, Makassar, Donggala, Manado, Kolaka, Gorontalo, Ternate, Ambon, Sorong, dan Jayapura.

Dijelaskan, awal Syawal 1443 H (1 Mei 2022 M) Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum matahari terbenam pada hari Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT.

Terbenam matahari paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh). Tinggi hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79⁰ di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57⁰ di Sabang (Aceh).