Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri kembali mendapat gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) dalam bidang kemanusiaan. Gelar ini diberikan oleh Soka University Tokyo, Jepang, pada 8 Desember 2020.

Penganugerahan gelar kehormatan itu diserahkan langsung oleh Rektor Universitas Soka, Yoshinisa Baba dalam acara Soka Friendship Award. Yoshihisa menilai sosok Megawati memiliki peran penting dalam menciptakan kestabilan politik di Indonesia.

"Kami merasa terhormat dan gembira karena dapat menganugerahkan Doktor Honris Causa kepada Ibu Megawati. Di Indonesia banyak politisi laki-laki dibanding perempuan. Jabatan presiden didominasi laki-laki tetapi beliau berani dan menjadi wanita pertama yang menjadi presiden," ujar Yoshihisa dikutip dari keterangan tertulisnya.

Ini menjadi penganugerahan gelar kesembilan bagi Megawati menerima Doktor Honoris Causa. Sebelumnya Megawati juga telah memperoleh gelar DR HC dari delapan universitas, baik dari Indonesia ataupun mancanegara. 

Kedelapan universitas itu adalah adalah DR HC dari Waseda University, Tokyo, Jepang (2001), Moscow State Institute of International Relations, Rusia (2003), Korea Maritime and Ocean University, Korea Selatan (2015).

Kemudian Universitas Padjadjaran Bandung (2016), Universitas Negeri Padang (2017), Mokpo National University, Korea Selatan (2017), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2018), serta Fujian Normal University, China (2018).

Kampus Soka University (dok. Soka University)

Universitas Soka, Jepang

Soka University didirikan oleh Daisaku Ikeda di Hachioki, Tokyo pada tahun 1971. Seperti dikutip dari situsnya, kampus ini memiliki misi di antaranya sebagai tempat pendidikan tertinggi bidang kemanusiaan dan tempat lahirnya budaya baru, serta menjadi benteng perdamaian umat manusia. 

Tercatat sudah ribuan mahasiswa mengenyam pendidikan di kampus Soka University. Menurut data mahasiswa sampai Mei 2016 tercatat, kampus ini telah menerima 8.000 siswa termasuk di antaranya yang melanjutkan program pascasarjana. 

Mengutip dari situs resminya Soka University memiliki delapan fakultas di antaranya ekonomi, bisnis administrasi, hukum, sastra, pendidikan, sains dan teknik, perawat dan seni. 

Tak hanya diminati siswa lokal. Soka University juga menjalin jaringan pendidikan yang cukup luas. Di mana mereka punya program pertukaran mahasiswa dengan lebih dari 180 universitas di 54 negara. Hal ini membuat Soka University tercatat sebagai salah satu kampus dengan program pertukaran siswa terbesar di Jepang.

Banyaknya siswa yang berasal dari mancanegara menjadi kelebihan tersendiri untuk kampus ini. Keberagaman siswa di sana mungkin jadi modal kampus sehingga berhasil ditetapkan sebagai salah satu kampus Top Global oleh Pemerintah Jepang lewat Departemen Pendidikannya menjadikan Pada September 2015.

Peran Daisaku Ikeda

Pamor Soka University cukup baik tak lepas dari campur tangan pendirinya Daisaku Ikeda. Ia orang yang cukup berpengaruh di Jepang. Pasalnya Ikeda merupakan presiden Soka Gakkai Internasional (SGI).

Dikutip dari berbagai sumber Soka Gakkai adalah sebuah gerakan agama baru di Jepang yang mengacu kepada tulisan-tulisan seorang biksu Buddha yang hidup selama periode Kamakura (1185-1333). Gerakan itu saat ini sudah memiliki pengikut sebanyak 12 juta orang dari 192 negara di dunia.

Daisaku Ikeda mendirikan SGI pada tahun 1975. Sebagai filsuf, pendidik, penulis, dan penyair, Ikeda merupakan sosok yang karismatik di mata para pengikutnya. Pria kelahiran 2 Januari, 1928, di Tokyo, Jepang, ini bertekad seumur hidupnya untuk bekerja demi perdamaian dan mencabut akar penyebab pertikaian antar sesama.

Sejak 1970-an, Ikeda melakukan dialog antar individu dengan beragam latar belakang (para tokoh besar dari seluruh dunia dalam bidang kemanusiaan, politik, tradisi kepercayaan, kebudayaan, pendidikan, dan berbagai bidang akademik). 

Selain Megawati, ada tiga tokoh Indonesia yang pernah menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Soka. Mereka ialah Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla.