Terus Terang ke Menag Yaqut, Menteri Arab Saudi: Raja Salman dan Putera Mahkota Sangat Menghormati Pemimpin Indonesia
Menag Yaqut melepas kepergian Menteri Arab Saudi (Foto: DOK kemenag.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi, Syaikh Abdullatif bin Abdulaziz terung terung ke Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat bertemu di VIP Room Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Rabu, 30 Maret. 

Kata Syaikh Abdullatif, Raja Salman dan Putera Mahkota Muhammad bin Salman sangat kagum dengan masyarakat Indonesia. 

"Indonesia memiliki tempat khusus di hati Raja Salman dan Putera Mahkota. Mereka sangat menghormati pemimpin Indonesia dan mencintai rakyat Indonesia, bahkan sejak sebelum kemerdekaan Indonesia," ujar Syaikh Abdullatif dikutip dari kemenag.go.id, Kamis, 31 Maret. 

Ikut mendampingi Menag, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Staf Ahli Menag Adiyarto Sumardjono, Staf Khusus Menag Wibowo Prasetyo, Sesditjen Bimas Islam Fuad Nasar, serta Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Tarmizi Tohor.

Menurut Syaikh Abdullatif, Indonesia termasuk negara yang penting di mata Kerajaan Arab Saudi. Bahkan, katanya, Saudi termasuk yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada masa Malik Abdul Aziz. Di masa perjuangan, Saudi juga termasuk negara yang ikut menyuarakan kemerdekaan Indonesia. 

"Kerajaan Saudi sangat memperhatikan Indonesia sejak masa lalu," tegas Syaikh Abdullatif di depan Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Dikatakan Syaikh Abdullatif, ada sejumlah alasan Saudi memperhatikan Indonesia. Pertama, karena mayoritas masyarakat Indonesia muslim dan menganut paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah atau Aswaja. Kedua, Indonesia pernah dizalimi di masa penjajahan. Ketiga, karena hubungan keagamaan di mana hal itu lebih kuat dibanding hubungan lainnya. 

Keempat, lanjut dia, Saudi tidak pernah ikut campur urusan dalam negeri negara mana pun. Hubungan kedua negara dibangun atas dasar saling menghormati. Kelima, Kerajaan Saudi dengan semua sahabatnya tidak menuntut balasan apa pun.

"Semua hubungan Saudi dengan negara sahabat, berdasarkan sikap saling menghormati dan mengupayakan tidak ada yang dizalimi," tandasnya.