Indonesia Negara Konsumen Mi Kedua Terbesar Dunia, Prabowo Tanam Singkong 30 Ribu Hektare
Presiden Joko Widodo didampingi Menhan Prabowo Subianto dan KSP Moeldoko saat kunker ke Provinsi Kalteng, Kamis, 9 Juli. (Foto: BPMI diambil dari setkab.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menggarap food estate atau lumbung pangan di kawasan Kalimantan Tengah, utamanya menanam singkong.

Prabowo sepakat dengan penanaman singkong tersebut, karena sebagai upaya mengurangi ketergantungan Indonesia dengan produk impor tapioka. Hal ini perlu dilakukan karena semua ekspor-impor menjadi terbatas akibat pandemi dan tak jelas kapan berakhirnya.

"Dengan singkong kita bisa menghasilkan tapioka, mocaf, tepung yang bisa menjadi bahan utama pangan kita. Kita inging menjamin tidak tergantung dengan ketersediaan dari luar negeri," kata Prabowo dalam konferensi pers usai menjalankan rapat terbatas mengenai food estate yang disiarkan secara daring di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 23 September.

Singkong dari hasil food estate itu akan diolah jadi tapioka dan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan pangan seperti roti dan mi sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi, Indonesia merupakan negara konsumen mi kedua terbesar di dunia.

"Kita mem-back up yaitu bahan pangan untuk roti. Dan juga nasi dari singkong serta mi. Indonesia saat ini sudah menjadi konsumen mi kedua terbesar di dunia dan kita ingin menjamin bahwa kita tidak tergantung dari persediaan luar negeri," tegasnya.

Untuk memenuhi hal tersebut, Prabowo kemudian menargetkan ada 30 ribu hektare lahan yang akan ditanami singkong di Kalimantan Tengah pada 2021. Jumlah tersebut akan terus meningkat tiap tahunnya. "Meningkat terus sampai akhir 2025," ungkapnya.

Dia pun optimis target ini akan terlaksana. Sebab, semua pihak terkait seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hingga Gubernur Kalimantan Tengah mendukung hal ini. 

"Kami yakin bahwa kami bisa atasi kemungkinan yang dihadapi bangsa ini," kata mantan Danjen Kopassus tersebut.