Menhub Budi Karya: Tol Laut Bisa Buat Harga Barang di Wilayah Timur Indonesia Jadi Lebih Murah
Menhub Budi Karya bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Kemenhub)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menilai, program tol laut penting untuk menghubungkan konektivitas antara wilayah. Khususnya daerah timur Indonesia. Program ini juga dapat menghilangkan perbedaan harga hingga pelosok daerah.

"Tujuan utamanya disparitas harga bisa dihapus. Tadi disampaikan bahwa banyak harga yang dapat dipotong di daerah-daerah dan untuk mewujudkan itu sangat dibutuhkan sinergi hari ini dari stakeholder," katanya, dalam diskusi virtual, Senin, 21 September.

Budi mengatakan, dengan tol laut dapat membuat barang yang ada di wilayah barat Indonesia dapat dikirim ke timur dan membuat harga menjadi lebih murah.

"Program tol laut ini dapat mendistribusikan logistik ke pelosok, yang tidak dapat dijangkau oleh transportasi lain," ucapnya.

Selain itu, kata Budi, program tol laut juga bisa membangun ekonomi daerah di wilayah pelosok dengan mengembangkan produk-produk khas yang mereka miliki.

Lebih lanjut, kata Budi, perlu adanya perluasan trayek tol laut. Namun, Kementerian Perhubungan tak bisa menjalankannya sendiri, perlu kerja sama berbagai stakeholder agar implementasinya dapat menyeluruh.

"Baik itu universitas, juga dari kementerian dalam negeri, kementerian perdagangan, pasar kami sangat membutuhkan dukungan stakeholder agar pengusaha dan operasional prasarana laut itu bisa menjalankan program ini dengan baik," tuturnya.

Budi menjelaskan, Indonesia yang memiliki banyak pulau tentunya butuh transportasi yang dapat menjangkau semua wilayah. Infrastruktur pendukung pun harus ada, seperti pelabuhan yang membuat akses tol laut ini menjadi lebih baik.

Sebagai informasi, tol laut merupakan jalur distribusi logistik secara rutin dan terjadwal dari barat sampai timur Indonesia, dari Belawan hingga ke Sorong.

Penyelenggaraan tol laut dari tahun ke tahun terus ditingkatkan. Program tol laut dilaksanakan sejak tahun 2015 dengan diawali pengoperasian 3 trayek, bertambah menjadi 6 trayek pada 2016, 13 trayek pada 2017, dan 18 trayek pada tahun 2018-2019.

Dari 18 trayek tersebut, 5 trayek dioperasikan oleh PT Pelni, 2 trayek dioperasikan oleh ASDP, 4 trayek oleh Djakarta Lloyd, dan 7 trayek lainnya dioperasikan olen perusahaan pelayaran swasta.

Terkait