Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi V DPR Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz mengatakan, reaktivasi jalur kereta api (KA) Cianjur-Ciranjang-Cipatat yang merupakan segmen kedua dari program reaktivasi jalur KA Cianjur-Padalarang tersebut sangat berdampak positif bagi warga Cianjur.

"Pengoperasian ka Cianjur-Cipatat sangat ditunggu-tunggu masyarakat Cianjur," katanya, dalam acara peresmian pengoperasian KA Ciranjang-Cipatat yang disiarkan secara virtual, Senin, 21 September.

Neng berujar, Cianjur merupakan daerah yang jalannya diapit oleh kota-kota besar yaitu Ibu Kota Negara DKI Jakarta dan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat Bandung. Namun, warganya seperti terioslasi. 

Lebih lanjut, Neng mengatakan, selama ini akses bagi warga Cianjur yang ingin melakukan perjalanan dari dan ke Jakarta, Bandung dan Sukabumi terhambat karena banyaknya bus yang melintas, sehingga menyebabkan waktu tempuh jauh lebih lama.

"Tetapi kami di sini seolah-olah terisolir pak. Kenapa? Karena kena macet Pak, mau ke Jakarta itu normal 3-4 jam. Kalau tidak normal bahkan bisa lebih dari itu. Mau ke Bandung juga sama, sekarang di Ciranjang itu macet karena ada pabrik dan sebagainya. Begitu juga ke Sukabumi macet karena banyak bus dan sebagainya. Jadi hampir kita terisolir untuk beraktivitas, sehingga kita untuk melakukan mobilitas sering sekali habis waktu terbuang di jalan," tuturnya.

Untuk itu, Neng menuturkan, reaktivasi jalur KA Ciranjang-Cipatat akan meningkatkan mobilitas. Dengan begitu dapat membuat warga tidak terisolasi dan terhambat untuk menuju Bandung, Sukabumi, dan sekitarnya.

"Ini adalah suatu yang berharga untuk masyarakat Cianjur karena tentu saja selain meningkatkan ekonomi juga akan lebih efektif melakukan mobilitas," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi mengatakan, pihaknya telah menggandeng beberapa perguruan tinggi untuk melakukan suatu terobosan di bidang transportasi guna mengatasi kemacetan di area Puncak.

"Saya laporkan juga Bu Eem, Kemenhub tengah membahas dengan ITB untuk pecahkan lalu lintas di Puncak. Kita mau minta ke ITB dan mungkin kita alihkan angkutan massal. Nah kalau itu sebagian besar dialihkan kepada angkutan massal saya pikir puncak tidak macet dan ibu pulang ke Cianjur itu cepat bu," tuturnya.

Tak hanya itu, menurut Budi, masyarakat yang memiliki vila atau penginapan di jalur Puncak-Cianjur akan disedikan bus untuk mengangkut tamu-tamunya.

"Kalau ini bisa berjalan nanti enggak akan macet lagi jadi jalurnya enak ke Cianjur. Bahkan nanti untuk yang punya vila juga akan kami sediakan busnya," ucapnya.

Budi menganggap peresmian jalur KA Ciranjang-Cipatat sangat positif. Ini karena konektivitas antara Jakarta, Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung akan tergabung.

"Saya pikir kita harus selalu berusaha melakukan pembangunan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Tetapi tetap pada protokol kesehatan dengan baik," tuturnya.

Sekadar informasi, reaktivasi jalur KA Ciranjang-Cipatat merupakan kelanjutan dari proyek reaktivasi jalur KA Cianjur-Ciranjang yang telah selesai dan beroperasi pada 2019. Lintas Ciranjang-Cipatat merupakan segmen kedua dari rencana tiga segmen program reaktivasi jalur Kereta api Cianjur-Padalarang.

Segmen pertama merupakan lintas Cianjur-Ciranjang sepanjang 15 kilometer, segmen kedua lintas Ciranjang-Cipatat sepanjang 15 kilometer, dan segmen ketiga Cipatat-Padalarang sepanjang 13,8 kilometer. Untuk segmen ketiga memiliki kondisi geografis yang sangat sulit, gradien yang sangat tinggi dan saat ini masih dalam studi trase yang diharapkan pada 2022 akan dimulai pembangunannya.