Diragukan Tangani COVID-19, Luhut: Saya Bukan Epidemiolog Tapi Saya Manajer yang Baik
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan (Foto: Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 yang juga Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjawab keraguan publik mengenai penunjukan dirinya untuk menangani COVID-19. Luhut bertugas menangani COVID-19 di delapan provinsi prioritas selama dua pekan. 

Luhut mengatakan dirinya bukan seorang pakar tapi dia merasa mampu mengerjakan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena dibantu oleh orang-orang terbaik.

"Jadi kalau ada yang bilang Saya bukan epidemiolog, memang betul. Tapi saya dibantu banyak orang-orang pintar, anak muda itu seperti ini Monica yang dari UI juga dan lulus dari Harvard untuk epidemiologi," kata Luhut dalam konferensi pers secara daring, Jumat, 18 September.

"Saya hanya manajer dan saya kira, saya boleh mengklaim diri manajer yang baik," imbuhnya.

Dalam konferensi pers tersebut, Monica, yang disebut Luhut membantu dirinya memang beberapa kali memberikan petunjuk mengenai penanganan COVID-19. Termasuk saat dia lupa bagaimana gejala orang yang terpapar COVID-19.

Luhut mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menangani COVID-19 ini. "Kita semua harus kompak. Tidak boleh salah menyalahkan. Tidak boleh merasa paling benar sendiri, lalu menuduh sana-sini. Enggak perlu. Ini tentu saja kita selesaikan ini dengan baik dan kita upayakan betul-betul jangan sampai ada outbreak," tegasnya.

Dalam konferensi tersebut, Luhut memaparkan langkah yang akan dilakukannya untuk menekan angka COVID-19 di delapan provinsi prioritas selama dua pekan mendatang. Adapun delapan provinsi yang saat ini menjadi prioritas adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Bali, Sumatera Utara, dan Papua.

Pertama, Luhut akan mendorong perubahan perilaku masyarakat agar menaati protokol kesehatan COVID-19. Demi menyukseskan cara ini, Luhut membentuk tim bernama Hunter COVID yang akan mendorong masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Kedua, penurunan penambahan kasus harian dan yang ketiga peningkatan recovery rate, penurunan mortality rate, dan penurunan mortality case. Lima ini yang kita terjemahkan ke depan apa yang kita lakukan dan sedang berjalan," ungkapnya.

"Jadi sebenarnya, critical time kita ini dua sampai tiga bulan ke depan sambil mulai vaksin ini berjalan. Jadi vaksin ini mulai jalan kita harapkan Desember awal terus ke depan," pungkasnya.