Demo Setahun Bobby Nasution di Medan Ricuh, Mahasiswa KAMMI Dianggap Tak Cerminkan Pemuda Islam
Demo mahasiswa ricuh di Balai Kota Medan, Senin 7 Maret /FOTO: Satria H-VOI

Bagikan:

MEDAN - Demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Medan soal kepemimpinan Bobby Nasution di Balai Kota Medan, berujung ricuh, Senin, 7 Maret. 

Kericuhan itu direspons Sekretaris Al Jam'iyatul Washliyah Kota Medan, Hasanul Jihadi yang menilai demonstrasi yang dilakukan tidak mencerminkan anak muda Islam. Pendemo dinilai mempertontonkan sikap yang dinilai arogan.

Hasanul Jihadi mengatakan kericuhan saat demo itu tidak pantas dijadikan teladan sebab mempertontonkan sikap-sikap yang tidak mencerminkan anak muda Islam yang intelektual.

"Unjuk rasa itu diperbolehkan bahkan dilindungi Undang-undang. Namun, sebagai pemuda Islam dan intelektual harusnya unjuk rasa disampaikan dengan cara-cara yang baik, dengan cara yang pantas dijadikan teladan," ujar Hasanul Jihadi, Selasa, 8 Maret. 

Dia menyebut aksi mahasiswa menaiki pagar sambil berteriak-teriak merupakan hal yang tidak pantas dilakukan anak muda Islam. Apalagi, kaum intelektual. 

"Cara itu bukanlah cara Rasulullah," jelas Hasanul. 

Selain itu, dia juga menyoroti sikap massa aksi saat berhadapan dengan Asisten Pemerintah dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Medan, M Sofyan, yang saat itu menerima aspirasi mereka. 

"Sikap mereka terhadap Asisten Pemerintah dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Medan, yang menerima dan mendengar aspirasi mereka, juga sangat tidak pantas. Mereka bicara terkesan membentak Pak Sofyan dengan nada tinggi, itu tidak pantas, apalagi itu orang tua. Itu bukan mencerminkan pemuda Islam yang intelektual. Bukan budaya kita itu," lanjutnya.

Hasanul juga mempertanyakan motivasi massa aksi yang terkesan memaksa untuk masuk ke dalam gedung balai kota. Padahal katanya, keterangan dari Sofyan yang mengatakan Wali Kota Bobby Nasution tengah melakukan rapat, sudah sangat jelas.

"Penjelasan dari Pak Sofyan mengenai Wali Kota tengah melakukan rapat sudah sangat jelas, mengapa massa masih memaksa untuk masuk ke dalam gedung, apa motivasi dari massa aksi sampai terkesan memaksa begitu?" tanyanya.

Katanya, sebagai tamu, juga harus punya adab dan etika. Sebagai seorang pemuda Islam dan intelektual harus lebih mengutamakan adab dan juga sopan santun.

"Sebagai tamu, layaknya bertamu, harus mengedepankan etika, adab dan juga sopan santun. Arogansi itu harus ditiadakan, jangan sikap angkuh yang dipertontonkan. Sebagai intelektual tidak pantas bersikap begitu," tuturnya.

Selain itu, Hasanul Jihadi juga berpendapat Wali Kota Medan Bobby Nasution, hingga saat ini sangat bersahabat dan selalu ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kelompok organisasi mahsiswa.

"Sepengetahuan saya, Wali Kota Medan Bobby Nasution itu sangat dekat dengan kelompok organisasi mahasiswa, bahkan beliau selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa, kalau kemudian Wali Kota tidak menghadiri massa aksi ya itu jangan dijadikan sebagai penilaian bahwa Wali Kota tidak mau mendengar, beliau kan juga punya kesibukan," pungkasnya.