Bagikan:

BOYOLALI - Puluhan petani komoditas sayuran asal lereng Gunung Merbabu dan Merapi di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggelar aksi menjual harga hasil panen wortel kepada masyarakat dengan harga seikhlasnya.

Puluhan petani asal Selo Boyolali dengan enam unit kendaraan pikap membawa hasil panen wortel sebanyak 5 ton untuk dijual dengan harga seikhlasnya karena mereka merasa kesal harga wortel di tingkat petani anjlok dari Rp5.000/kg menjadi Rp1.000/kg.

Widodo (40), salah satu petani sayuran asal Kecamatan Selo Boyolali mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menyikapi rendahnya harga wortel di tingkat petani karena adanya wortel dari luar daerah yang masuk ke wilayah Jawa pada akhir-akhir ini.

Ada 30 petani wortel asal Kecamatan Selo yang datang dengan enam mobil bak terbuka, terdiri satu mobil berisi pengeras suara dan lima lainnya berisi wortel. Dengan pengeras suara, mereka meneriakkan menjual gratis wortel hasil panen mereka.

Para petani tidak melakukan demo, tetapi mereka jualan wortel hasil panen di kawasan lereng Gunung Merapi dan Merbabu di Kecamatan Selo. Karena, harga wortel di pasar saat ini hanya Rp1.000/kg sehingga mereka bersama sama menjual ke Kota Boyolali dengan harga seikhlasnya.

"Kami dengan membawa 5 ton wortel untuk dijual di depan Kantor Dinas Ketahanan Pangan Boyolali agar kami langsung akan ditanggapi dan akan dicarikan solusinya," katanya dikutip Antara, Rabu, 23 Februari.

Bahkan, para petani dari lereng Gunung Merapi dan Merbabu tersebut juga membawa berbagai spanduk yang terbentang dengan tulisan antara lain, "Ketimbang Didol Murah, Luwih Becik Digawe Sodakoh" (Dari pada dijual murah, lebih baik untuk sedekah), "Petani Wortel Selo Memanggil", dan "Save Petani Selo".

Dia mengatakan harga wortel hanya bisa dijual Rp1.000 hingga Rp1.500/kg. Padahal, harga normal berkisar antara Rp4.000 hingga Rp5.000/kg. Meskipun, wortel dijual hanya dengan harga rendah, petani tetap kesulitan menjual hasil panen yang menjadi mata pencarian setiap hari itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Boyolali Joko Suhartono mengatakan aksi itu digelar karena petani wortel minta pemerintah hadir untuk membantu dalam menjual hasil panen sehingga harga jual lebih tinggi dari harga sekarang yaitu Rp1.000/kg hingga Rp1.500 dan itu tengkulak tidak mau membeli.

Padahal, kualitas wortel petani di Selo masih lebih baik dibanding wortel Brastagi. Tengkulak justru membeli wortel Brastagi dari luar Jawa Tengah.

Kendati demikian, Dinas Ketahanan Pangan Boyolali siap melakukan pendampingan jika petani membutuhkan setelah produksi. Jika hasil panen dijual lewat web siap untuk memberikan informasi dengan daerah lain, bahwa Boyolali daerah centra wortel misalnya.

"Kami siap jika petani butuh pendampingan paska-produksi," kata Joko.

Para petani setelah puas menyampaikan keluh kesahnya di depan Kantor Dinas Ketahanan Pangan, kemudian melanjutkan aksi menuju ke Simpang Siaga Kota Boyolali, sejumlah pengguna jalan sempat berhenti untuk membeli wortel dengan harga seikhlasnya. 

Aksi tersebut yang mendapat penjagaan ketat dari aparat Polres dan TNI Boyolali kemudian membubarkan diri dengan tertib.