Bagikan:

JAKARTA - Pinangan para legenda bulu tangkis terhadap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk menjadi Ketum Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mendapat apresiasi sejumlah Pengurus Provinsi (Pengprov) PBSI.

Dilansir Antara, Jumat, 11 September, beberapa pengurus daerah mengatakan, bahwa Moeldoko merupakan figur terbaik untuk memimpin dan mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia di kancah internasional.

Ketua Pengurus Provinsi PBSI Jawa Tengah Basri Yusuf, meyakini sosok Moeldoko akan mampu mengonsolidasikan dunia bulu tangkis nasional sehingga menjadi lebih solid dan baik.

“PBSI memerlukan sosok dengan kemampuan manajerial yang baik dan tegas sehingga tidak ada sistem yang tumpang tindih dari pusat hingga daerah,” kata Basri.

Sebelumnya, sejumlah legenda dan mantan pemain nasional bulu tangkis Indonesia bertemu dengan Moeldoko di Jakarta, Kamis 10 September dan mereka secara khusus meminta mantan Panglima TNI itu bersedia dicalonkan sebagai Ketua Umum PB PBSI periode 2020-2024.

Basri melihat sosok Moeldoko yang tegas sangat tepat bagi PBSI secara organisasi terlebih pribadi Moeldoko yang suka untuk terjun langsung ke lapangan.

Oei Wijanarko Adi Mulya, Ketua Pengprov PBSI Jawa Timur, berpendapat pertemuan sejumlah legenda bulu tangkis dengan Moeldoko sangat positif bagi dunia bulu tangkis Tanah Air.

Oei mengatakan, Moeldoko sangat mumpuni untuk menjadi penghubung kepengurusan pusat dengan daerah.

"Beliau juga sangat dekat pemerintah, hal itu pasti membantu gerbong PBSI ke depannya. Bulu tangkis olahraga tidak ada nomor dua, bulu tangkis harus nomor satu. Jadi sanagat perlu dikomandoi sosok yang mengayomi Pengprov, juga dekat dengan atlet serta punya akses ke pemerintah," papar Oei.

Ia menilai, saat ini pengembangan atlet bulu tangkis di Indonesia sudah baik. Hanya saja, perlu adanya penambahan-penambahan agar semakin berjaya.

"Seperti Iptek, yang ternyata harus menjadi program di Pelatnas Cipayung. Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang memiliki visi kuat untuk menjawab berbagai tantangan dalam mengembangkan bulu tangkis Indonesia," katanya.

Oey yakin Moeldoko mampu mengemban amanah tersebut dan merupakan sosok yang tepat saat ini.

"Bagi saya tugas ketum berat, karena nggak ada kata juara dua di buku tangkis. Ya harus kerja sama dengan 34 provinsi. Terus juga, faktor mencari aliran dana. Pak moeldoko ada akses ke sana, ya tetap menggandeng perusahaan yang nyata-nyata sudah mempunyai hati di bulu tangkis," katanya.

Sementara itu Ketua Pengprov PBSI Yogyakarta, Suhartono, menilai tak berlebihan jika legenda bulu tangkis Tanah Air melirik Moeldoko untuk menjadi ketua umum PBSI. Ia hanya berpesan, jika posisi Ketua Umum itu harus bisa menjadi penghubung antara kepengurusan serta kunci aliran dana.

Suhartono melanjutkan, perbaikan yang perlu dilakukan PB PBSI untuk periode mendatang adalah memberikan kepercayaan kepada atlet untuk lebih bersemangat.

Ia mencontohkan, program latih tanding berskala internasional harus terus dilakukan pengurus.

"Saya pikir kalau dari tahun ke tahun, bibit kita ini tidak pernah kendor. Karena contoh, klub di Yogyakarta selalu ada atlet masuk pelatnas. Tinggal kita memerlukan menajemen khusus, adanya latih tanding yang sekaliber internasional, dari dalam sendiri modalnya sudah ada,” katanya.

Saat ini, kepengurusan PP PBSI periode 2016-2020 berada di bawah kepemimpinan Wiranto sebagai ketua umumnya yang akan berakhir pada Oktober 2020.