Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa direncanakan akan mendapatkan 30 juta dosis vaksin COVID-19 pada akhir tahun ini. Hal itu diumumkan oleh komisi Eropa setelah mereka mencapai kesepakatan untuk mendapatkan vaksin gelombang pertama dari pembuat obat asal Inggris, AstraZeneca.

“Kami ingin semua negara anggota tak hanya memiliki vaksin harga yang sama, tetapi juga memiliki vaksin pada saat yang sama. Artinya, misalnya untuk AstraZeneca, saya akan mengatakan pada akhir tahun ini kami berharap mendapatkan 30 juta dosis vaksin COVID-19, "kata salah seorang pejabat komisi Eropa, dikutip CNA, Jum’at 4 September.

"Dosis ini akan didistribusikan secara merata di antara negara-negara anggota, sampai kita mencapai total 300 juta dosis yang telah kita negosiasikan," tambahnya.

Saat ini Komisi Eropa telah membayar uang muka sebesar 397,8 juta dolar atau setara Rp5,8 Triliun kepada AstraZeneca. Uang muka tersebut dibayarkan untuk mengamankan setidaknya 300 juta dosis vaksin potensial, dengan opsi akan membeli 100 juta dosis pada kemudian hari.

Meski begitu, Komisi Eropa sendiri tak akan memiliki satu botol pun vaksin. Sebab, begitu sampai, vaksin akan dibagikan langsung kepada 27 negara anggota Uni Eropa yang bersedia membeli. Setelahnya, negara anggota akan bebas memutuskan sendiri siapa saja yang akan divaksinasi terlebih dahulu.

Tak hanya dari AstraZeneca, Pejabat Komisi Eropa juga ikut mengungkap bahwa mereka telah melakukan pembicaraan lanjutan terkait vaksin potensial dengan  Johnson & Johnson, Sanofi, Moderna dan CureVac. Kendati demikian, pihaknya juga berharap melakukan pembicaraan dengan Pfizer dan BionTech terkait vaksin potensial lainnya.