GP Ansor Respons Pembelaan Denny Siregar: Jangan Samakan dengan Gus Dur, Cuitan 'Allahmu Lemah' Ferdinand Bisa Bikin Permusuhan
Gus Dur alias Abdurrahman Wahid (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam salah satu cuitannya, penggiat media sosial Denny Siregar coba meredam tensi panas pasca unggahan Ferdinand Hutahaean tentang 'Allahmu Lemah'. Denny menyamakan cuitan Ferdinand dengan salah satu ucapan Gus Dur.

Dalam salah satu kesempatan Gus Dur memang pernah berucap tentang ketuhanan. Dan pernyataan Gus Dur itu sampai sekarang masih relevan, “Tuhan tidak perlu dibela, Dia sudah maha segalanya. Belalah mereka yang diperlakukan tidak adil.”.

Ucapan ini yang dipakai Denny Siregar untuk membela Ferdinand. Namun bagi Ketua PP GP Ansor Luqman Hakim, tidak ada sedikit pun persamaan cuitan Ferdinand itu dengan pernyataan Gus Dur yang sangat melegenda.

Menurut Luqman, cuitan Ferdinand Hutahaean soal 'Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela' tidak sama dengan kalimat Gus Dur yang pernah bilang 'Tuhan tidak perlu dibela'.

Gus Dur, kata dia, sama sekali tidak menghakimi bahwa Tuhan yang diyakini seseorang keadaannya lemah harus dibela. Gus Dur justru menegaskan Tuhan tidak perlu dibela karena Tuhan Maha Kuat dan Kuasa.

"Sedangkan cuitan Ferdinand itu, menurut saya, dapat dikategorikan sebagai serangan penghinaan dan penistaan terhadap agama tertentu, berpotensi menimbulkan keonaran dan permusuhan bernuansa agama serta mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat," ujar Luqman kepada wartawan, Jumat, 7 Januari.

"Sangat jauh berbeda antara cuitan Ferdinand dengan perkataan Gus Dur. Dan karenanya, janganlah disamakan antar keduanya!" tegasnya.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu pun mengingatkan bahwa masalah keyakinan agama, apalagi menyangkut masalah ketuhanan, merupakan urusan personal setiap warga negara Indonesia yang dijamin dan dilindungi konstitusi. Bahkan dijadikan sila pertama dasar negara Indonesia, Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

Artinya, kata Luqman, negara Indonesia mengakui dan melindungi hak setiap warga negara untuk memiliki keyakinan keagamaan dan ketuhanan. Maka, siapapun tidak boleh membawa-bawa masalah keyakinan asasi itu ke ranah diskursus publik, karena pasti akan menyebabkan ketersinggungan sesama warga negara yang berbeda keyakinan.

"Saya berharap, kasus cuitan Ferdinan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua sebagai warga negara. Jangan ada lagi yang bermain-main dengan agama, apalagi menyangkut Allah untuk kepentingan dan tujuan apapun," katanya.

"Ingat, ketersinggungan dalam keyakinan agama dan apalagi menyangkut eksistensi Allah terbukti telah memicu banyak permusuhan dan peperangan panjang dalam sejarah peradaban manusia," demikian Luqman.

Terkait