Bagikan:

BANDA ACEH - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara mencatat sebanyak 25.032 jiwa dari 6.633 keluarga mengungsi akibat banjir yang melanda daerah itu.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Utara Murzani mengatakan warga yang mengungsi tersebut tersebar di tujuh kecamatan.

"Warga mengungsi karena ketinggian air menggenangi rumah mereka terus meningkat hingga mencapai 160 centimeter. Mereka mengungsi di sejumlah tempat seperti masjid maupun meunasah," kata Murzani dikutip Antara, Senin, 3 Januari.

Ada pun warga yang mengungsi tersebut yakni di Kecamatan Lhoksukon sebanyak 14.945 jiwa dari 3.737 keluarga, Kecamatan Matang Kuli sebanyak 1.280 jiwa dari 486 keluarga dan Kecamatan Pirak Timu sebanyak 3.313 jiwa dari 699 keluarga

Selanjutnya, Kecamatan Langkahan sebanyak 1.292 jiwa dari 381 keluarga, Kecamatan Samudera sebanyak 700 jiwa dari 303 keluarga, Kecamatan Tanah Luas sebanyak 3.302 jiwa dari 1.027 keluarga.

"Pengungsi di Kecamatan Kuta Makmur sebanyak 200 jiwa. Sedangkan jumlah keluarga terdampak banjir sedang dalam pendataan tim di lapangan," kata Murzani.

Murzani mengatakan banjir merendam 108 desa tersebut akibat luapan dan jebolnya sejumlah sungai. Selain itu, banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum dan lahan pertanian masyarakat.

"Hingga saat ini, air masih menggenangi pemukiman masyarakat. Bahkan hingga badan jalan lintas nasional Medan Banda Aceh di Lhoksukon, ibu kota Kabupaten Aceh Utara, tergenang," kata Murzani.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Utara Hamdani mengatakan pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan unsur pimpinan daerah dan lintas sektoral menetapkan kondisi banjir di Aceh Utara menjadi darurat bencana.

"Luapan sejumlah sungai yang menyebabkan banjir terus meluas hingga 12 kecamatan sudah terendam dan telah mengancam keselamatan jiwa dan harta masyarakat, sehingga ditetapkan status darurat bencana," kata Hamdani.

Dengan penetapan status bencana darurat, kata Hamdani, pemerintah kabupaten akan fokus dalam penanganan bencana banjir karena kondisi banjir yang terjadi di Aceh Utara sudah dalam kategori bahaya.

"Petugas dari berbagai instansi terus siap siaga untuk memberikan bantuan evakuasi dan bantuan masa panik bagi warga terdampak banjir," kata Murzani.