JAKARTA - Ketua Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Samsul Ma'arif dan jajarannya mendatangi kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jelang digelarnya Muktamar NU ke-34.
Usai pertemuan, Anies mengaku kedatangan PWNU DKI ke Balai Kota DKI memang membahas soal Muktamar NU. Anies secara resmi melepas keberangkatan mereka ke Lampung, tempat digelarnya Muktamar.
"Kita menyambut ketua PWNU, Kiai Samsul Maarif dan seluruh jajaran PWNU yang bersiap untuk berangkat ke Muktamar NU yang akan berlangsung tanggal 22 dan 23. Kami melepas secara resmi keberangkatan delegasi dari Jakarta yang besok subuh mereka akan langsung berangkat ke Lampung," kata Anies di Balai Kota DKI, Senin, 20 Desember.
Anies berharap delegasi PWNU DKI yang berangkat dapat menjalankan kegiatan Muktamar yang mulai digelar lusa dengan lancar dan kembali ke Jakarta dalam keadaan sehat.
"Kita berharap semuanya sehat di perjalanan dan bisa berpartisipasi di muktamar dan muktamarnya juga berjalan lancar sukses dan nantinya semua hal memberikan manfaat bagi NU, bagi umat dan bagi bangsa Indonesia. Kami percaya muktamar besok akan bisa menjadi teladan bagi kita semua," jelas Anies.
BACA JUGA:
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Samsul Ma'arif mengaku berbahagia lantaran mendapat perhatian Anies dalam rencana keberangkatan menuju Muktamar.
"Saya merasa senang terutama beliau sudah membantu kami dalam rencana pemberangkatan ke Muktamar. Memang kami berharap bahwa Muktamar tahun ini betul-betul Muktamar yang berkualitas, bermartabat, serta bermanfaat untuk bangsa dan negara," ujar Samsul Maarif.
Sebagai informasi, Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 dijadwalkan pada 22-23 Desember 2021 di Lampung. Dua kandidat yang diperkirakan berkompetisi yakni Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan ketua umum PBNU saat ini KH Said Aqil Siroj.
Muktamar NU diperkirakan diikuti sebanyak 2.295 peserta berasal dari 34 PWNU (102 orang), 521 PCNU (1.563 orang), 31 PCINU (93 orang), serta 14 badan otonom (42 orang) dan 18 lembaga (54 orang) di tingkat pusat.
Selain itu ada juga utusan PBNU dari unsur syuriyah, mustasyar dan tanfidziyah.