PAN: <i>Lockdown</i> Wisma Atlet Sudah Tepat
Wisma atlet Kemayoran/ Antara

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menilai kebijakan lockdown sementara wisma atlet sudah tepat untuk mengantisipasi meluasnya penularan varian Omicron.

Menurutnya, selama masa lockdown ini, seluruh penghuni dan pekerja di Wisma Atlet harus dipastikan sehat dan tidak tertular. Jika ditemukan ada yang tertular, kata Saleh, perlu ditangani secara baik dan dikarantina di tempat yang lebih aman.

"Dengan lockdown, orang tidak boleh masuk dan keluar lagi ke wisma selama 7 hari ke depan. Semua orang yang ada di dalam, diharapkan dapat bersabar. Begitu juga keluarga yang ada di luar diharapkan dapat menunggu. Kalaupun mau berkomunikasi, bisa melalui gadget, android, atau alat komunikasi lainnya," ujar Saleh kepada wartawan, Kamis, 17 Desember.

Namun, lanjut Legislator dapil Sumatera Utara itu, harus dipastikan kebutuhan logistik mereka yang ada di Wisma Atlet dapat terpenuhi dengan baik. "Makan, minum, perlengkapan harian, dan lain-lain harus mencukupi. Dengan begitu, mereka bisa melalui hari-hari karantina di sana dengan baik," katanya.

Anggota Komisi IX DPR itu juga menilai, lokcdown Wisma Atlet harus dilengkapi dengan testing dan tracing yang lebih luas. Sebab, kata Saleh, selama satu minggu terakhir, ada banyak orang yang berinteraksi atau kontak erat dengan orang yang dikarantina atau petugas yang bekerja di sana.

"Artinya, mereka yang sempat berinteraksi dan kontak erat bisa saja telah terinfeksi. Orang-orang inilah yang perlu ditelusuri," kata Saleh.

Apabila pendataannya bagus, Saleh mengira tidak akan sulit untuk menemukan orang-orang tersebut. Apalagi jika penghuni dan pekerja di wisma bisa memberikan informasi.

"Testing dan tracing ini diperlukan untuk memastikan bahwa varian omicron ini tidak menyebar di luar wisma," tandas Saleh.

Diketahui, Pemerintah memutuskan untuk mengisolasi RSDC Wisma Atlet Kemayoran selama 7 hari ke depan, menyusul ditemukannya satu kasus COVID-19 akibat varian B.1.1.529 atau Omicron dari pekerja kebersihan di RSDC tersebut.

Keputusan ini diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Marinvest, Menteri Kesehatan, TNI, dan Satgas Penanganan COVID-19, yang dilanjutkan dengan rapat teknis dengan kementerian lembaga terkait.

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan, langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi dini untuk mencegah penularan Varian Omicron pada level komunitas.

“Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus Varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut," kata Suharyanto dalam keterangan tertulis, Jumat, 17 Desember.