JAKARTA - Kasus COVID-19 varian B.1.1.529 atau varian Omicron kini telah terdeteksi di Indonesia setelah berbagai upaya pengetatan di pintu masuk dari luar negeri pada pelaku perjalanan.
Meski kasus Omicron telah masuk ke Tanah Air, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tetap meminta masyarakat untuk tidak pergi ke luar negeri jika tidak ada urusan mendesak, apalagi untuk berlibur selama periode Natal dan Tahun Baru.
Sebab, kata dia, kondisi penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini masih jauh lebih aman dibanding sejumlah negara lainnya.
"Liburan ini, habiskan waktunya di dalam negeri. Tidak perlu ke luar negeri. Indonesia yang jauh lebih aman dibanding dengan banyak negara luar. Kita jaga keluarga kita, tetangga kita, seluruh rakyat Indonesia dengan mengurangi perjalanan ke luar negeri kalau tidak perlu. Kita jalan-jalan saja di dalam negeri karena kita jauh lebih aman," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis, 16 Desember.
BACA JUGA:
Budi mencontohkan, salah satu negara yang kondisi pandeminya lebih buruk dari Indonesia adalah Inggris. Akibat penularan Omicron yang sangat cepat, Inggris saat ini mencatatkan pertambahan kasus COVID-19 hingga 70 ribu per hari.
"Di Inggris, yang tadinya cuma 10-an (kasus) per hari, naik 100 per hari, sekarang sudah 70 ribu per hari. Lebih tinggi daripada puncak kasus yang terjadi di Indonesia pada bulan Juli yang 50 ribu per hari," tutur Budi.
Budi mengaku bahwa tingkat perawatan pasien COVID-19 Omicron di rumah sakit lebih rendah daripada orang yang terpapar varian Delta. Namun, angka penularan yang tinggi di masyarakat juga akan mengakibatkan tingkat perawatan di rumah sakit ikut meningkat.
"Tetap penularannya tinggi, di ujungnya akan bisa memberikan tekanan di rumah sakit. Karenanya, tidak usah khawatir, tidak usah panik, tetap kita hidup seperti biasa, yang paling penting adalah jaga kewaspadaan dari protokol kesehatan," jelasnya.