Bagikan:

MATARAM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat menyebut empat jembatan putus dan sebanyak 3.213 keluarga terdampak banjir yang terjadi di beberapa kabupaten/kota. 

"Itu laporan sementara yang kami terima dari tiga kabupaten/kota yang terdampak banjir cukup parah," kata Kepala BPBD NTB H Sahdan dikutip Antara, Senin, 6 Desember.

Empat jembatan yang putus akibat banjir, yakni jembatan di Desa Lembah Sari, dan jembatan di Desa Meninting Kabupaten Lombok Barat. Selain itu, satu jembatan penghubung Dusun Bentek Induk dengan Dusun Lebah Sari, Kabupaten Lombok Utara, serta jembatan depan terminal baru Kota Bima.

Sementara ribuan keluarga yang terdampak banjir tersebar di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 923 keluarga, Kabupaten Lombok Utara sebanyak 115 keluarga, dan Kota Bima sebanyak 2.175 keluarga.

Khusus di Kabupaten Lombok Barat, kata Sahdan, terdapat korban jiwa sebanyak empat orang, dan satu korban masih belum ditemukan, serta tujuh orang warga mengalami luka-luka akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat.

"Untuk data jumlah rumah yang rusak akibat banjir dan longsor masih dalam proses pendataan," ujarnya.

Sahdan mengatakan pihaknya bersama BPBD kabupaten/kota masih terus melakukan proses evakuasi warga ke tempat yang lebih aman.

BPBD NTB, bersama Dinas Sosial NTB serta pemerintah kabupaten/kota juga sudah menyalurkan bantuan makanan siap saji, serta kebutuhan logistik lainnya yang dibutuhkan oleh para korban banjir.

"Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan lebat yang berpotensi menyebabkan terjadinya banjir, tanah longsor dan angin puting beliung," kata Sahdan.

Wilayah lain yang terdampak banjir adalah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, dan Lombok Timur, namun BPBD NTB belum memperoleh data dari masing-masing pemerintah kabupaten/kota terkait dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam tersebut.