Bagikan:

JAKARTA - Dunia khawatir keberadaan Varian Omicron akan sanggup membuat infeksi lebih parah dibanding Delta. Tapi bagi seorang profesor dari Australia, belum ada bukti varian baru virus corona itu akan lebih mematikan dibanding jenis lain.

"Dari lebih dari 300 kasus yang sekarang telah didiagnosis di banyak negara, semuanya sangat ringan atau, pada kenyataannya, tidak memiliki gejala sama sekali," kata Profesor Kelly dikutip dari The Strait Times, Kamis 2 November.

Australia sendiri hingga saat ini, mencatat ada tujuh kasus varian Omicron,. Enam dari kasus itu terjadi di New South Wales, negara bagian terpadat di negara itu.

Banyak dari ratusan infeksi Omicron yang muncul di seluruh dunia terjadi pada individu yang diinokulasi, kata Prof Kelly.

Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 yang ada, tidak bekerja melawan varian terbaru yang menjadi perhatian.

"Banyak kasus yang telah didiagnosis di banyak negara di seluruh dunia, dari pelancong yang hampir secara eksklusif dari Afrika selatan, telah divaksinasi dua kali lipat," kata Prof Kelly.

"Tapi, sekali lagi, mereka tidak memiliki penyakit yang parah. Jadi kita perlu menunggu dan melihat dan mengumpulkan informasi lebih lanjut."

Sebagian besar perjalanan global dilakukan oleh individu yang divaksinasi, yang dapat melakukan perjalanan bebas karantina ke berbagai negara sebelum munculnya Omicron.

Negara bagian terpadat di negara itu, New South Wales, melaporkan kasus ketujuh dari varian tersebut, seseorang yang tiba pada 23 November dari Doha, Qatar, dan mencatat bahwa orang tersebut tidak berada di Afrika selatan, menunjukkan bahwa virus tersebut ditularkan dalam penerbangan.

Sementara pemerintah federal Australia telah mendesak negara bagian untuk menghindari kembali ke penguncian stop-start yang telah menentukan respons virus negara itu, otoritas kesehatan mendesak kehati-hatian sampai mereka tahu lebih banyak tentang infeksi dan virulensi Omicron.

"Kami tahu virus ini berbahaya, ia muncul dalam beberapa bentuk berbeda," kata Menteri Kesehatan New South Wales Brad Hazzard kepada wartawan, Kamis. "Jangan anggap enteng."