JAKARTA - Saat ini, khususnya setelah pandemi COVID-19 melanda, pemanfaatan perangkat teknologi semakin tak terpisahkan dari kegiatan belajar siswa. Hal ini seiring dengan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kapusdatin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Muhamad Hasan Chabibie mengungkapkan pada masa depan, kegiatan belajar-mengajar dengan kombinasi PJJ dan pembelajaran tatap muka (PTM) atau hybrid learning akan terus diterapkan.
"Kita sangat meyakini bahwa teknologi itu semakin tidak terpisahkan dari dunia pendidikan kita. Ke depan, pendekatannya yang ideal (dalam kegiatan belajar mengajar) adalah hybrid learning. Ini adalah proses belajar-mengajar yang mengombinasikan tatap muka dan pemanfaatan teknologi secara maksimal," kata Hasan dalam diskusi virtual, Jumat, 26 November.
Hasan menuturkan, PJJ yang telah dilaksanakan selama lebih dari 1,5 tahun ini membawa budaya baru dalam proses belajar, yakni memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin untik menghindari pertemuan langsung.
Sampai akhirnya, PTM terbatas mulai diberlakukan sejak awal tahun ajaran baru 2021/2022, seiring dengan kondisi guru dan tenaga kependidikan yang sudah mendapatkan vaksinasi COVID-29.
BACA JUGA:
Hasan menganggap, budaya baru yang terbentuk selama proses PJJ kemarin dengan menggunakan perangkat teknologi bisa dikombinasikan dengan proses belajar tatap muka yang nanti akan dilakukan.
"Masing-masing memiliki kelebihan. Tatap muka memiliki kelebihan dalam proses, misalnya pembentukan karakter, bagaimana kita menumbuhkan sifat afektif atau psikomotorik peserta didik," ujar Hasan.
"Tapi digital juga memudahkan kita melakukan komunikasi jarak jauh, atau mempersiapkan belajar digital yang lebih variatif. Itu bisa kita lakukan dengan teknologi. Nah, kombinasi atau hybrid learning itu kami yakin akan bisa semakin meningkatkan kualitas belajar mengajar di kita," tambahnya.