Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyarankan pemerintah daerah melakukan mitigasi bencana hidrometeorologi untuk meminimalkan dampak bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan terjangan angin kencang.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab mengatakan penghijauan, perbaikan tata kelola air, dan penataan lingkungan untuk meminimalkan risiko banjir saat hujan deras turun.

"BMKG mengimbau agar pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana yang berada di wilayah terdampak La Nina agar dapat melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana hidrometeorologi," katanya dikutip Antara, Senin, 15 November.

Guna meminimalkan dampak bencana hidometeorologi, ia mengatakan, penebangan pohon di daerah lereng mesti dicegah dan sampah harus dikelola dengan baik.

Selain itu, pendataan kondisi pepohonan yang berada di kawasan jalan dan permukiman serta pemangkasan pohon-pohon yang sudah rapuh perlu dilakukan untuk meminimalkan kejadian bencana akibat tumbangnya pepohonan saat angin kencang atau puting beliung datang.

Fachri juga menyampaikan pentingnya koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar-pemangku kepentingan terkait dalam upaya memperkuat mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan guna menghadapi bencana hidrometeorologi.

Menurut dia, kegiatan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian, kapasitas pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait mengenai pencegahan bencana hidrometeorologi perlu digencarkan.

Menurut BMKG, pada Dasarian I November 2021 terjadi fenomena La Nina dengan kategori lemah hingga sedang yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di bagian wilayah Indonesia.

BMKG memprakirakan, sebagaimana tahun lalu fenomena La Nina tahun ini bisa menyebabkan peningkatan curah hujan 20 sampai 70 persen di atas normal.

Tahun lalu La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan pada November, Desember, dan Januari.