JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyentil jajarannya yang hingga kini belum menunjukkan kemampuan mereka bekerja di tengah suasana krisis akibat pandemi COVID-19. Dia bahkan mengaku bingung dengan kinerja menterinya yang seperti tak paham prioritas penanganan COVID-19 ini.
"Di kementerian, di lembaga, aura krisisnya betul-betul belum, ya, belum masih sekali lagi kejebak pada pekerjaan harian. Enggak tahu prioritas yang harus dikerjakan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 3 Agustus.
Eks Gubernur DKI Jakarta ini kemudian menyinggung pada realisasi anggaran hingga urusan ekonomi yang terkait dengan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat masih sangat minim.
BACA JUGA:
Jokowi bahkan menyebut total anggaran stimulus sebesar Rp695 triliun untuk penanganan COVID-19 baru 20 persen yang direalisasikan oleh kementerian dan lembaga. "Rp141 triliun yang terealisasi, sekali lagi, baru 20 persen masih kecil sekali," tegas dia.
"Penyerapan yang paling gede di perlindungan sosial 38 persen kemudian program UMKM 25 persen. Hati-hati ini, yang belum ada DIPA-nya saja gede sekali 40 persen, belum ada DIPA. DIPA saja belum ada gimana mau realisasi," imbuh dia.
Lebih lanjut, Jokowi kemudian meminta agar jajarannya untuk melakukan manajemen krisis dengan mengandalkan kecepatan.
"Oleh sebab itu saya minta Pak Ketua urusan ini didetailnya satu per satu dari menteri-menteri yang terkait sehingga manajemen krisis kelihatan lincah, cepat, trouble shooting, smart shortcut, dan hasilnya betul-betul efektif. Kita butuh kecepatan," pungkasnya.