Bagikan:

JAKARTA - Banjir melanda Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang, banjir merendam sekitar 21 ribu rumah.

Ada pun jumlah warga yang terdampak sebanyak 24.522 KK atau 87.496 jiwa. Selain rumah, banjir juga merendam sarana tempat ibadah, dan 5 unit jembatan.

Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menuturkan, hujan dengan intensitas tinggi ini mulai terjadi sejak dua pekan terakhir.

"Banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak dua pekan terakhir yaitu sejak hari Kamis, 21 Oktober, pukul 10.00 WIB, dengan tinggi muka air sekitar 300 sentimeter (3 meter)," kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat, 5 November.

BPBD Sintang masih melakukan pendataan terhadap warga meninggal dunia dan yang mengalami luka-luka. Abdul Muhari menuturkan, berdasarkan pencatatan sementara per Kamis, 4 November, sebanyak 2 orang meninggal dunia.

"Satu orang yang meninggal dunia ditemukan di Kecamatan Tempunak dan satu lainnya di Kecamatan Binjai," ungkapnya.

Hingga saat ini, terdapat 12 kecamatan masih terendam banjir, di antaranya, Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Binjai Hulu, Kecamatan Sintang, Kecamatan Sepauk, Kecamatan Tempunak, Kecamatan Ketungau Hilir, Kecamatan Dedai, Kecamatan Serawai, Kecamatan Ambalau, Kecamatan Sei Tebelian dan Kecamatan Kelam Permai.

Pemerintah Kabupaten Sintang menetapkan status tanggap darurat banjir, yang berlaku pada 19 Oktober hingga 16 November 2021.

"Menurut laporan BPBD setempat, saat ini kondisi di jalan lintas provinsi-kabupaten masih tidak bisa dilewati untuk kendaraan disebabkan ruas jalan masih digenangi banjir. Selain itu, akses listrik dan komunikasi dilapangan masih terkendala," jelas dia.