Bagikan:

Dalam artikel "Woodstock dan Festival Lain yang Berujung Bencana" kita telah melihat bagaimana kekacauan seringkali jadi bagian dari sebuah gelaran musik. Masih bagian dari Tulisan Seri khas VOI, "Mengusik Gelaran Musik", kali ini kita akan membahas bagaimana sisi menarik lain bagaimana festival atau pun konser musik dikemas.

Bagi mereka, musik adalah santapan kuping semata. Yang serius menganut paham ini biasanya memiliki kemampuan luar biasa menangkap setiap unsur dalam bunyi-bunyian yang dirajut menjadi lagu. Mereka bahkan bisa mengetahui berapa lapis vokal yang disisipkan di belakang teriakan Freddie Mercury dalam versi studio Bohemian Rhapsody.

Tapi, bagi yang lain, sensasi menikmati musik menuntut banyak hal lain. Mereka yang mengimani paham ini pasti pernah menyaksikan bagaimana Pink Floyd membawa peralatan mereka ke kota mati Pompeii. Zaman terus berkembang. Cara menikmati musik pun makin beragam. Apalagi ketika musik disajikan dalam bentuk konser atau festival. Kebutuhan akan inovasi makin jadi tuntutan.

Perkaranya pun bertambah. Tak lagi cuma soal sound system, tapi juga menyangkut tata panggung, pencahayaan, lokasi, hingga minuman jenis apa yang pantas dijual di sekujur lokasi perhelatan. Kombinasi semuanya akan mengarahkan sebuah festival pada konsep dan nilai. Nilai yang menentukan seberapa banyak tiket terjual.

Kami telah merangkum tiga gelaran musik yang mengusung nilai dan konsep menarik. Gelaran yang wajib kamu datangi jika tiba-tiba kamu menang atau lotre atau kanal YouTube kamu trending selama satu bulan penuh. Pokoknya, segala bentuk rejeki nomplok yang mungkin kamu dapat.

1. Snowbombing Festival 

Snowbombing Festival (snowbombing.com)

Snowbombing Festival adalah festival musik EDM yang diadakan di tengah area ski di Mayrhofen, Austria. Festival musik ini diadakan setiap akhir tahun, sekitar bulan Oktober, November, atau Desember.

Festival ini telah berusia 20 tahun, di mana penjualan tiket selalu sold out setiap tahun penyelenggaraan. Mengusung motto besar "The World's Greatest Show on Snow", Snowbombing Festival menawarkan sensasi menikmati sajian musik di wilayah bersalju.

Dan tak cuma konser musik. Para penonton juga dapat bermain ski atau snowboarding karena letak area festival yang berada di tengah area ski. Festival musik ini digelar selama satu minggu penuh dan biasanya dihadiri oleh masyarakat dari berbagai penjuru dunia, terutama negara-negara tropis yang ingin merasakan sensasi dinginnya salju.

Jika ingin menginap di area konser, para pengunjung bisa tidur di igloo yang telah disediakan. Atau, bagi yang tak ingin bermalam di igloo, penyelenggara juga menyediakan paket konser yang menyediakan hotel dan spa.

2. Florida Keys Underwater Music Festival 

Florida Keys Underwater Festival (Instagram/scubaverse_media)

Konser ini diadakan untuk mengajak warga Florida melakukan konservasi terumbu karang. Festival musik ini telah berusia 35 tahun. Semula, festival ini diikuti warga lokal, hingga kemudian turut memancing pengunjung dari berbagai belahan dunia.

Festival ini mengusung misi suci untuk mengingatkan manusia bahwa daratan bukan satu-satunya kehidupan di alam semesta. Bahwa kita terlalu kecil dibandingkan seluruh lautan. 

Mayoritas pengunjung festival musik yang dilangsungkan selama dua hari tersebut adalah penyelam dan pelaut. Musik yang dihadirkan pastinya tidak seperti musik kebanyakan karena terdapat paduan suara air dan pergesekan alat musik.

Seorang seniman lokal, August Powers adalah orang yang membuat alat musik tersebut. Agar bisa dimainkan dan dinikmati di dalam air, August merangkai sejumlah material seperti timah dan tembaga. Material-material yang paling kuat menghadapi gerusan senyawa air laut.

Bahan-bahan tersebut terinspirasi dari unsur-unsur terumbu karang yang dapat bertahan berpuluh-puluh tahun dalam air.  

"Musiknya tidak sejelas ketika Anda duduk di ruangan dengan sebuah stereo. Namun, Anda masih bisa mendengarkannya dan memahami musiknya," tutur Dave Turner, Direktur Eksekutif Lower Keys Chamber of Commerce, dikutip dari Smithsonia Magazine, Rabu, 27 November.

"Jika Anda hadir di konser tersebut, Anda akan mengenali musiknya dan akan merasa semua suaranya terdengar sama. Hanya saja, memiliki nada yang sedikit berbeda," tambahnya.

Tak hanya konser, para pengunjung nantinya juga akan diberi kelas bagaimana cara merawat dan menjaga terumbu karang, mengingat beberapa jenis terumbu karang di Florida terancam punah. "Meningkatkan kesadaran pelestarian terumbu karang adalah tujuan utama kami," kata Turner.

3. 'Silent disco' 

Silent Disco Austria (Instagram/@silentdiscoaustria)

Kamu tak akan menemukan sebuah ruangan atau tanah terbuka yang dikelilingi musik di sekitarnya. Jika pesta yang kamu datangi adalah silent disco, maka hanya keheningan yang akan kamu temukan.

Bukan tiada musik sama sekali. Silent disco adalah konsep gelaran musik di mana para pengunjung dan penampil --biasanya DJ-- terhubung lewat headphone LED nirkabel. Dan uniknya, para pengunjung festival dibebaskan memilih musik dari DJ mana yang ingin didengarkan.

Beberapa festival musik yang telah menerapkan konsep tersebut adalah Austin City Limits Festival, Kerrville Folk Festival, Euphoria Festival, dan Utopia Festival. Semua konser tersebut digelar di Amerika Serikat.  

Dilansir dari laman Silent Disco Vibe, silent disco tidak diragukan bagi penyelenggara festival karena dinilai benar-benar unik, inovatif, dan trendi.

Pengunjung yang datang juga lebih banyak karena para pengunjung memiliki banyak pilihan untuk mendengarkan musik dari DJ favorit yang mengisi festival tersebut. Konser dengan konsep ini juga dinilai tidak monoton dan menggambarkan kebebasan akan seni.

Artikel Selanjutnya: Perjalanan Gelaran Konser Musik di Indonesia