Bagikan:

Jakarta - Roma, Liverpool dan Jeddah menjadi penentu nasib Ernesto Valverde di Barcelona. Di luar dari tiga momen buruk tersebut, pelatih asal Spanyol ini akan diingat atas konsistensi spektakulernya di La Liga Santander.

Valverde meninggalkan Barcelona ketika tim ini berada di puncak klasemen. Dua musim sebelumnya, ia bahkan memimpin Lionel Messi dkk untuk meraih dua titel domestik.

Dengan kata lain, berada di puncak selama 2,5 tahun adalah rekor menakjubkan. Apalagi La Liga menjadi salah satu liga yang memiliki tekanan paling tinggi di dunia.

Dari 95 pertandingan saat Valverde melatih, Barcelona berada di puncak klasemen dalam 81 pertandingan di antaranya. Dalam hal gol, tim Valverde mencetak 238 (2,5 per pertandingan) dan kebobolan 88 (0,92 per pertandingan) di La Liga Santander. 

Rekornya di Copa del Rey juga tidak buruk. Barcelona mencapai final di kedua musim penuhnya menjadi pelatih. Ia memenangkannya pada 2018 saat melawan Sevilla dan kalah pada 2019 saat bertemu Valencia. 

Di Liga Champions lah nasib Valverde terpuruk. Kekalahan memalukan di Roma dan Liverpool merusak reputasinya. Pukulan terakhir datang di Arab Saudi ketika Barcelona membuang keunggulan lainnya, kali ini di semifinal Supercopa de Espana kontra Atletico Madrid.

Valverde meninggalkan Camp Nou setelah memimpin 145 pertandingan sebagai bos Barcelona, ​​menang 97, imbang 32 dan kalah 16. Posisinya digantikan Quique Setien yang menandatanggani kontrak sampai Juni 2022.