JAKARTA - AC Milan membuat kejutan di Liga Champions saat menghajar Real Madrid 3-1. Pelatih Paulo Fonseca mengakui lebih mudah menghadapi Madrid ketimbang Monza di kompetisi Serie A Italia. Mengapa?
Milan menyambangi markas Madrid di Santiago Bernabeu, Rabu, 6 November 2024 dini hari WIB, dengan kondisi tak meyakinkan. Pasalnya, Milan hanya menang tipis 1-0 atas Monza di Liga Italia.
Namun Milan datang dengan penuh kepercayaan diri. Mereka menunjukkan keberanian meladeni permainan terbuka Madrid. Hasilnya, Rossoneri menghabisi Madrid di hadapan pendukung lawan.
Milan pun mencatat rekor sebagai satu-satunya tim yang dua kali mencetak tiga gol ke gawang Madrid di Santiago Bernabeu. Sebelumnya, Milan melakukannya pada 2009.
Fonseca menuturkan Milan harus bekerja keras demi mengalahkan Madrid. Bahkan saat sudah unggul 2-1, Milan tetap fight dan tak membiarkan Madrid menciptakan ruang yang membuka peluang mencetak gol. Apalagi, tim asuhan Carlo Ancelotti menunjukkan selalu bisa bangkit meski sudah tertinggal seperti saat mengalahkan Borussia Dortmund 5-2.
"Kami tak lupa Real Madrid kerap membalikkan keadaan saat pertandingan sudah akan berakhir. Mereka tertinggal 2-0 saat melawan Dortmund, tetapi mereka bisa menang 5-2," ujar Fonseca.
"Kami mencoba bertahan lebih baik sebagai tim tetapi kami juga kehilangan kualitas dalam mengontrol bola saat hendak melakukan serangan balik. Apa pun kami memang pantas menang," ucapnya.
Ketika disinggung mengenai Milan yang mampu mencetak tiga gol ketimbang saat melawan Monza, Fonseca menilai lebih mudah menghadapi lawan di Liga Champions ketimbang di Serie A Italia.
Meski menghadapi lawan lebih berat, namun Milan pun mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dalam bermain menyerang. Sebaliknya, Milan mengalami kesulitan menghadapi Monza. Menurut dia dari segi taktikal, Milan lebih mudah melawan Milan ketimbang Monza.
"Saya memberikan penilaian secara keseluruhan. Saya lebih suka menghadapi lawan yang memberi ruang untuk bermain. Mereka dari luar Italia tidak akan memahami bagaimana sulitnya bermain di Serie A. Monza menerapkan permainan penjagaan pemain. Begitu pula Cagliari yang akan kami hadapi . Anda bisa menyaksikan Atalanta menjadi tim pertama yang mengalahkan Bayer Leverkusen musim lalu. Dan, mereka pun bermain dengan penjagaan pemain," kata Fonseca lagi.
"Jujur, kalau dari segi taktik. lebih sulit bermain di Serie A ketimbang di Liga Champions. Pertandingan melawan Real Madrid justru lebih gampang, bahkan meski kami menghadapi Real Madrid yang merupakan tim terbaik di dunia karena memang berbeda," ucapnya.
"Itulah mengapa pertandingan di Italia dinilai tak menarik. Padahal kenyataannya mereka memang lawan yang sulit. Kami tak bisa bermain agresif. Jadi tentu tidak sama dengan permainan melawan Monza atau Cagliari," ujar Fonseca.
اقرأ أيضا:
Di pertandingan melawan Madrid, tim asuhan Fonseca berhasil unggul lebih dulu melalui gol Malick Thiaw. Madrid sempat menyamakan kedudukan saat Vinicius Junior mencetak gol dai titik penalti.
Namun Milan kembali unggul lewat Alvaro Morata. Selanjutnya, gelandang Tijjani Reijnders memantapkan keunggulan Milan menjadi 3-1. Skor itu bertahan hingga laga usai.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)