JAKARTA - Bayer Leverkusen harus bermain dengan 10 orang saat memenangi Piala Jerman atau DFB Pokal. Di laga laga final di Stadion Olympic, Berlin, Minggu, 26 Mei 2024 dini hari WIB, Leverkusen menang tipis 1-0 atas Kaiserslauterrn dan merengkuh gelar ganda.
Leverkusen gagal meraih treble setelah trofi Liga Europa melayang karena direbut Atalanta. Namun Leverkusen tetap mengakhiri kompetisi dengan hasil memuaskan setelah memenangi Piala Jerman.
Meski harus bekerja keras dan kehilangan seorang pemain yang dikartu merah sejak menit 44, namun Leverkusen mampu mengatasi beban mental untuk menaklukkan tim dari Liga 2 Bundesliga Kaiserslautern.
Ini melengkapi gelar juara Bundesliga Jerma yang diraih sebelumnya. Mereka pun sah menghapus stigma negatif 'neverkusen', julukan yang disematkan saat Leverkusen mengalami kegagalan total di musim 2002.
Saat itu, Leverkusen gagal di final Liga Champions setelah dipaksa menyerah Real Madid 2-1, kalah di final Piala Jerman dan menduduki peringkat dua di klasemen. Hal yang mengecewakan karena Leverkusen sempat lama menduduki puncak klasemen Bundesliga.
Keberhasilan memenangi Piala Jerman merupakan kali yang kedua dalam sejarah klub. Leverkusen pernah menjadi juara pada 1963.
Meski termasuk klub elite dan selalu memunculkan pemain top yang juga menghuni tim nasional Jerman, Leverkusen memang minim prestasi.
Di pertandingan itu, Leverkusen menunjukkan dominasinya. Mereka bermain menyerang dan usaha pasukan Xabi Alonso akhirnya membuahkan hasil saat Granit Xhaka mencetak gol di menit 16.
Unggul 1-0 menjadikan Leverkusen kian menguasai permainan. Hanya saja, Leverkusen harus bermain dengan 10 orang setelah bek Odilon Kossounou mendapat kartu kuning kedua yang disusul dengan kartu merah di menit 44.
Meski menghadapi lawan yang bermain dengan 10 orang, namun Kaiserslautern tak mampu memanfaatkan keunggulan itu.
Mereka juga jarang menyerang dan mendapat peluang bagus sehingga skor 1-0 tak berubah sampai akhir laga.
"Kami pantas menang. Kami seharusnya bisa menambah gol. Tetapi secara keseluruhan kai pantas menjadi juara," kata CEO Leverkusen Fernando Carro.
"Kami menjadi juara setelah mengalami kegagalan di laga final sebelumnya. Namun kami akhirnya bisa meraih gelar ganda," ujarnya.
Sementara, Alonso mengaku puas bisa membawa Leverkusen juara. "Pada akhirnya kami berhasil juara. Kami menunjukkan semangat dan bertarung untuk fans dan klub," kata dia.
اقرأ أيضا:
"Ini merupakan sukses besar karena kami bisa meraih gelar ganda. Ini bakal tak dilupakan di masa mendatang," ujarnya.
Leverkusen meraih gelar ganda setelah tak terkalahkan selama 52 pertandingan di berbagai kompetisi. Satu-satunya kekalahan dialami di final Liga Europa.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)