JAKARTA - Spesialis Syaraf di RS Mayapada Kuningan, dr Yeremia Tatang mengakui dirinya belum dapat memprediksi kondisi kesehatan David Ozora (17) yang akan pulih dan dapat bersekolah.
Lantaran hal itu dapat disimpulkan setelah melihat kondisi kedepannya nanti dari David Ozora.
“Karena kondisi ini akan berbeda tiap-tiap orang sih. Jadi ada yang cepat, ada yang lambat,” kata Tata kepada wartawan di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu, 16 April.
“Tetapi biasanya untuk motorik-motorik halus, untuk kognisi yang tersisa, itu biasa membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Nah ini sekarang tinggal melihat daripada kondisi otaknya,” sambungnya.
Tatang juga mengakui berdasarkan Magnetic Resonance Imaging (MRI) David Ozora menunjukkan Diffuse axonal injury atau robekan (robekan) serabut saraf. Namun, hal itu akan membaik, setelah melihat kondisi kedepannya nanti.
“Kita lihat dari gambaran awal dia datang, dan gambaran MRI-nya yang menunjukkan dia diffuse axonal injury grade 2, pasti ada gambaran kognisnya. Yang pasti ada, bagaimanapun juga ibaratnya luka, ada bekas luka. Cuma bagaimana dia bisa meminimalisir itu, tergantung dari proses beberapa bulan kedepan,” ucapnya.
اقرأ أيضا:
Dalam kesempatannya, Tatang meyakini bila David akan lebih cepat sembuh dibandingkan orang tua yang mengalami penyakit yang serupa. Karena kondisi usianya yang masih muda.
“Untungnya David ini masih muda, maka recovery-nya jauh lebih cepat dibandingkan orang yang lebih tua. Tapi bagaimanapun juga waktu awal pun kondisinya koma. Jadi dia memang membutuhkan waktu sedikit lebih pelan dibanding kondisi yang lebih ringan,” tutupnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)