Menlu ASEAN Kecewa Tidak Ada Kemajuan Implementasi Konsensus Lima Poin
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, menteri luar negeri ASEAN menyampaikan kekecewaan terkait tidak adanya kemajuan dalam implementasi Konsensus Lima Poin, dalam pertemuan bertajuk 'Special ASEAN Foreign Ministers Meeting' di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis.
Dijelaskan oleh Menlu Retno, pertemuan hari ini merupakan tindak lanjut kesepakatan pertemuan informal para menteri luar negeri ASEAN di sela-sela Sidang Umum PBB New York beberapa waktu lalu.
Menlu Retno mengatakan, banyak isu sensitif yang dibahas secara terbuka sebagai keluarga ASEAN, untuk memberikan rekomendasi jelang pertemuan pemimpin negara-negara ASEAN dalam KTT di Kamboja bulan depan.
"Para Menlu ASEAN menyampaikan concern dan kekecewaan tidak adanya kemajuan signifikan Konsensus Lima Poin, sangat jelas dan beberapa negara menyampaikan frustasi tidak adanya kemajuan," jelas Menlu Retno dalam press briefing virtual, Kamis 27 Oktober.
"Alih-alih kemajuan, situasi bahkan dikatakan memburuk, sangat disayangkan. Konsensus Lima Poin adalah keputusan pemimpin ASEAN, di mana Jenderal Min Aung Hlaing juga hadir, untuk membantu mengatasi krisis," papar Menlu Retno.
Dijelaskan oleh Menlu Retno, Indonesia juga menekankan pentingnya segera dilakukan engagement dengan semua stakeholders di Myanmar, sesuai Konsensus Lima Poin.
اقرأ أيضا:
"Kita yakin, hanya dengan engagement dengan all stakeholders, maka ASEAN akan dapat menjalankan fungsinya untuk memfasilitasi berlangsungnya dialog. Dan dialog nasional inilah yang diharapkan akan dapat membahas masa depan Myanmar," tegas Menlu Retno.
Ditambahkannya, engagement dengan militer hanya sebagian, tidak ada kaitannya dengan recognition. Ditegaskannya, masalah Myanmar hanya akan dapat diselesaikan oleh rakyat Myanmar sendiri. Oleh karena itu dialog di antara mereka menjadi sangat penting artinya. Tugas ASEAN memfasilitasi.