Pengakuan Terbuka Sheila Marcia: Gue Salah Kenapa Free Sex
JAKARTA - Sheila Marcia mengungkapkan masa lalu kelamnya yang membuatnya harus merasakan dinginnya lantai penjara. Dia mengaku terjerat narkoba hingga seks bebas hingga harus menjalani kehamilan berada di penjara karena terjerat kasus narkoba.
Sheila Marcia pernah ditangkap polisi karena mengonsumsi obat terlarang, pada tahun 2008 lalu. Kala itu, Sheila sendiri dalam keadaan tengah mengandung dua bulan padahal belum menikah.
Mengenang momennya hamil di penjara, Sheila menyampaikan bahwa hal itu tak mudah dan membuatnya takut. Terlebih kondisi penjara yang sama sekali tidak nyaman dan aman untuk seorang ibu hamil.
"Takut, takut rasanya. Udah gitu WC-nya jongkok lagi, 9 bulan, perut segeda gaban, jongkok dan ada kecoak datang. Ada kecoak lewat. Yaudah, gue yang dari takut kecoak sekarang nggak geli lagi sama kecoak gara-gara itu. Ada hikmahnya kan," ujar Sheila dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier, dikutip Jumat, 29 Oktober.
Menghadapi masa sulit dan menyedihkan seperti itu, Sheila pun menyadari bahwa itu akibat yang harus diterima karena ulahnya sendiri. Ia merasa itu adalah hukuman dari Tuhan karena ia melakukan seks bebas dan pakai narkoba.
"Itukan juga salah gue sendiri. Kenapa gue free sex? Akhirnya nggak diperkenankan kan sama Tuhan," kata Sheila seperti ditulis ERA.id.
Lebih lanjut, Sheila menyampaikan bahwa dengan dirinya masuk penjara menjadi bentuk teguran Tuhan kepadanya. Menurutnya, dengan itu ia masih diingatkan dan diberikan kesempatan untuk bertobat dahulu.
"Menurut gue ya gini lho, dari upah kita berbuat dosa kan maut nih, kematian. Nah, sebelum mati, itu kematian udah final banget menurut gue. Ketika lo berdosa dan lo nggak ingat-ingat sama Tuhan ya udah lo diambil dan setelah itu lo nggak bisa bertobat. Selama lo masih bisa sadar lo disentil, yaudah, berarti Tuhan sayang sama lo," pungkas Sheila Marcia.
Kini Sheila Marcia menata hidup baru di Semarang, bersama dengan suami dan 4 anaknya. Sheila bahkan menghapus beberapa tato di tubuhnya. Dia mengaku ingin menghapus dengan kesadaran tanpa ada paksaan.