LRT Jabodebek Ringsek akibat Tabrakan di Cibubur, INKA Akan Bawa Kereta ke Madiun untuk Diperbaiki
JAKARTA - PT Industri Kereta Api (INKA) akan segera memperbaiki rangkaian kereta LRT Jabodebek yang rusak akibat kecelakaan di ruas Munjul, Cibubur, Jakarta Timur. Adapun perbaikan akan dilakukan di Madiun, Jawa Timur.
Senior Manager PKBL, CSR & Stakeholder Relationship PT INKA (Persero), Bambang Ramadhiarto mengatakan kerusakan sarana LRT Jabodebek akibat kecelakaan kerja tersebut masih merupakan bagian dari proses produksi.
"PT INKA akan menarik kembali LRT yang rusak untuk diperbaiki di pabriknya di Madiun," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu 27 Oktober.
Sehubungan dengan kecelakaan LRT Jabodebek yang terjadi kemarin, Bambang mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi internal di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan.
Menurut Bambang, dari hasil investigasi internal, sementara ini ditemukan dugaan adanya human error. Pada saat pengujian, kata Bambang, seluruh fungsi sarana LRT trainset no. 29 di lintasan LRT dekat Harjamukti Cibubur dalam kondisi baik.
Lebih lanjut, kata Bambang, operator yang melakukan uji gerak (dinamis) LRT diduga tidak segera menjalankan fungsi pengereman ketika menata trainset no. 29 menuju posisi stabling atau parkir.
Baca juga:
- LRT Tabrakan Saat Uji Coba, Direktur PT INKA Minta Maaf
- LRT Jabodebek Tabrakan di Ruas Munjul Jakarta Timur, Adhi Karya: Ini Ranahnya KAI dan INKA
- Dugaan Penyebab Tabrakan LRT Jabotabek, INKA: Masinis Melakukan Langsiran Terlalu Cepat
- LRT Jabodebek Tabrakan di Cibubur, Adhi Karya: Kemungkinan Sedang Uji Coba, Kalau Tidak ya Kereta Cuma Stay di Stasiun
"Kejadian ini menurut kami merupakan kecelakaan kerja pada saat proses uji gerak (dinamis) LRT di lintasannya. Uji dinamis sendiri merupakan kelanjutan dari proses produksi LRT yang dilakukan oleh PT INKA sebagai pabrikannya di Madiun," ucapnya.
Bambang menjelaskan bahwa sebelum LRT dibuka untuk kebutuhan transportasi publik pada tahun 2023 nanti, keseluruhan sistem LRT harus diuji mulai dari fungsi sarana atau keretanya sendiri, lintasan, persinyalan maupun fungsi-fungsi prasarana lainnya seperti di stasiun-stasiun pemberhentian dan perangkatnya harus terintegrasi.
"Hal ini karena pada saat pengoperasiannya untuk publik, transportasi LRT Jabodebek ini merupakan kesatuan integrasi sistem yang akan berjalan secara otomatis di mana keretanya akan berjalan tanpa masinis (driverless)," jelasnya.