Buntut Tabrakan Maut, Transjakarta Perketat Pembinaan Operator Bus Bianglala Metropolitan

JAKARTA - Direktur Operasional PT Transjakarta Prasetia Budi menegaskan akan memperketat evaluasi dan pembinaan kepada operator bus yang menjadi mitra operasional mereka.

Hal ini dilakukan setelah terjadi kecelakaan antara dua bus Transjakarta di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, pada Senin, 25 Oktober. Bus yang mengalami kecelakaan itu milik Bianglala Metropolitan.

Prasetia menuturkan, pembinaan kepada operator bus ini sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mencegah agar kecelakaan serupa tak terjadi lagi.

“Kami akan memperketat lagi kegiatan evaluasi dan pembinaan kepada operator. Hal ini sebagai salah satu langkah dan upaya yang kami lakukan, sesuai arahan pak Gubernur untuk meminimalisir kejadian seperti ini tidak terulang kembali ke depannya,” kata Prasetia dalam keterangannya, Selasa, 26 Oktober.

Sebelumnya, Transjakarta melakukan evaluasi kepada operator bus setiap tiga bulan sekali. Ke depan, agenda pengarahan ini akan dilakukan lebih rutin lagi.

Dalam agenda pengarahan itu, lanjut Prasetia, manajemen Transjakarta bersama para operator membahas upaya meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan selama bus beroperasi melayani penumpang.

"Kami berharap para operator bisa menerapkan apa yang sudah didapatkan dalam setiap arahan dengan baik dan semakismal mungkin saat berada di lapangan," jelas dia.

Sebagai informasi, kecelakaan dua bus Transjakarta terjadi pada Senin, 25 Oktober, pagi. Akibat kecelakaan itu 33 orang menjadi korban. Di mana, dua di antaranya meninggal dunia dan 31 orang mengalami luka ringan dan berat.

Kecelakaan bermula saat satu bus Transjakarta yang sedang berhenti untuk menurunkan penumpang di Halte Cawang Ciliwung. Tiba-tiba, satu bus dari belakang menabrak bus yang sedang berhenti di halte.

Bagian depan dari bus Transjakarta Jakarta yang menabrak dari belakang ringsek, begitu juga pada kondisi bagian belakang bus Transjakarta yang sedang berhenti di Halte Cawang Ciliwung.