Dua Karyawan Meninggal Karena COVID-19, Kantor TVRI di Surabaya Tutup Sementara

JAKARTA - Kantor Televisi Republik Indonesia (TVRI) di Surabaya, Jawa Timur tutup selama dua minggu karena dua karyawannya meninggal dunia akibat positif COVID-19. Penutupan ini dilakukan selama dua pekan atau 15 hari.

Kepala TVRI Jawa Timur, Akbar Sahidi mengatakan, penutupan semantara sudah dilakukan sejak hari ini atau Senin, 13 Juli. Kata dia, dua karyawan yang diketahui positif COVID-19, bermula ketika beberapa karyawan mengeluh sakit dan bahkan menunjukkan gejala terjangkit virus tersebut.

Bahkan, seorang karyawan yang meninggal, awalnya diketahui menderita demam berdarah dan dirawat di rumah sakit. Tetapi setelah dirawat, ternyata juga mengalami sesak napas.

"Yang karyawan perempuan itu katanya demam berdarah, trombositnya turun. Tapi, kok, ada sesak napasnya. Tanggal  9 Juli dia masuk RSAL, dites ternyata positif COVID-19. Lalu dialihkan ke RSI Wonokromo," kata Akbar dikutip dari Radio Suara Surabaya, Minggu, 12 Juli.

Kemudian, untuk seorang karyawan lainnya, sambung Akbar, juga baru diketahui terjangkit COVID-19. Padahal sudah sepekan lalu atau pada 6 Juli dinyatakan sebagi pasien positif.

Hal itu baru diketahui ketika ada informasi dari rumah sakit. Padahal, keduanya dan pihak keluarga sudah mengetahui tetapi tak melaporkan atau menginformasikan kepada pihak perusahaan.

"Ketika kami selidiki, ternyata sebelum meninggal itu Almarhum sudah dinyatakan positif Covid-19. Hasil tesnya bahkan sudah keluar 6 Juli kemarin," kata Akbar.

Dengan adanya kabar tersebut, seluruh karyawan yang berjumlah sekitar 180 orang harus menjalani rapid test. Hasilnya, enam orang di antaranya reaktif. Sehingga, mereka kembali tes dengan metode swab polymerase chain reaction (PCR). Tetapi, belum ada hasil dari pemeriksaan itu belum keluar.

"Enam karyawan yang reaktif rapid test dalam screening massal yang digelar BUMN itu sudah melakukan isolasi mandiri sembari menunggu hasil tes PCR dari laboratorium," papar Akbar.

Selama proses penutupan sementara, semua program atau tayangan hanya akan memutar ulang yang sudah ada. Sehingga, semua jadwal penyiaran tak terganggu.

"Mulai besok kami hanya me-relay tayangan dari pusat," pungkas Akbar