Cerita Bidan Pulau Parang yang Bawa Ibu Hamil Pakai Kapal Kayu: Bahaya Kalau Ombak Tinggi
JAKARTA - Susniwati adalah seorang bidan di desa Pulau Parang, Karimunjawa, Jawa Tengah. Kurangnya fasilitas kesehatan di sini justru membuat dia terkadang menantang maut saat membawa pasien gawat darurat misalnya.
Semua kisah ini terungkap saat Pulau Parang kedatangan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Saat Ganjar mengecek dermaga, Susniwati datang dan langsung meminta Ganjar agar mewujdukan bantuan ambulans laut. Bisa untuk antar ibu hamil dan pasien darurat ke Puskesmas Karimunjawa atau rumah sakit di Jepara.
"Kami butuh bantuan pak, ambulans laut untuk mengantarkan ibu hamil atau pasien emergency. Soalnya selama ini, kami hanya pakai kapal kayu biasa seperti ini. Kalau ombaknya tinggi itu bahaya pak,” ucap Susniwati pada Ganjar, Jumat 10 September.
Susniwati menerangkan, tidak adanya ambulans laut membuat warga kesulitan saat ingin memeriksakan kesehatan. Apalagi saat kondisi darurat misalnya ibu hamil dengan pendarahan atau risiko tinggi, sangat berbahaya mengarungi laut dengan kapal nelayan.
“Selama ini pakai kapal biasa, kapal nelayan. Bisa tiga jam untuk ke Karimunjawa, bahkan bisa lebih. Risikonya tinggi, apalagi saat ombak besar. Kalau ada ambulans laut bisa mempercepat, apalagi kan tentu di dalamnya ada peralatan pertolongannya,” terangnya dalam keterangan tertulis Diskominfo Jateng.
Sering terjadi kasus saat dirinya menolong ibu hamil dengan kondisi darurat. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, setiap ibu hamil dengan risiko tinggi, sebelum sembilan bulan sudah dikirim ke Jepara.
“Maka saya minta bantuannya pak, diberikan ambulans laut untuk membantu masyarakat,” ucapnya.
Gubernur Ganjar Pranowo sepakat dengan usulan Susniwati. Menurutnya, ambulans laut penting untuk penanganan kondisi darurat.
Ganjar janji akan segera memenuhi. Tidak hanya mengandalkan anggaran negara, pihaknya siap mengupayakan ambulans laut dari bantuan CSR perusahaan atau sumber lainnya.