Karpet Merah Brexit Setelah Kemenangan Boris Johnson

JAKARTA - Partai Konservatif Inggris memenangkan pemilu. Partai yang dikepalai Perdana Menteri Boris Johnson itu menggulung partai-partai lain dalam dengan hasil yang luar biasa. Dari kemenangan itu banyak pihak yang menilai akan memuluskan jalan pengunduran diri Inggris dari Uni Eropa (Brexit). 

Partai Konservatif menang di atas angin dari oposisinya Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn. Jeremy Corbyn mengatakan dirinya akan mundur. Sementara, pemimpin partai Liberal Demokrat, Jo Swinson, kehilangan kursinya, ketika Partai Nasional Skotlandia menyapu kemenangan di Skotlandia.

Dikutip BBC, Partai Konservatif memperoleh 364 kursi di parlemen, sementara Partai Buruh mendapat 203 kursi, di peringkat ketiga ada partai SNP (Scottish National Party) mendapat 48 kursi. 

Dalam pidato kemenangannya, Johnson mengatakan kepada relawannya bahwa hasil pemilu kali ini merupakan "fajar baru" bagi negara. 

Sementara itu, kemenangan Partai Konservatif kemungkinan akan menjadi karpet merah untuk Brexit. Itu dikatakan Johnson, "kemenangan Partai Konservatif telah menghancurkan penghalang jalan Brexit di parlemen dan mengakhiri ancaman dari referendum lain di Eropa." Selain itu Johnson juga berjanji akan menyelesaikan Brexit pada 31 Januari. 

Setelah 31 Januari, Inggris akan memasuki masa transisi hingga akhir tahun 2020. Dalam rentang itu, London dan Uni Eropa harus mencapai kesepakatan mengenai seperti apa hubungan perdagangan mereka di masa depan. 

Uni Eropa berharap untuk memulai negosiasi kesepakatan perdagangan kedua pihak pada bulan Maret mendatang, dipimpin oleh negosiator Uni Eropa Michel Barnier. Hal ini praktis menyisakan 10 bulan untuk mencapai kesepakatan dan agar dapat diratifikasi oleh Parlemen Inggris serta negara-negara Uni Eropa.