Pengelola Bandara Juanda Surabaya dan Ngurah Rai Bali dll Ini Alami Defisit Arus Kas Senilai Rp8,7 Triliun, Apa Penyebabnya?
JAKARTA - Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Edwin Hidayat mengatakan akumulasi defisit arus kas atau cash flow operasional PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I diestimasi mencapai Rp8,7 triliun. Penyebab utamanya adalah penurunan trafik penumpang sebanyak 60 persen.
Lebih lanjut, Edwin mengatakan akibat penurunan penumpang menyebabkan kerugian dan tekanan likuiditas berarti bagi Angkasa Pura I.
"Angkasa Pura I alami cash flow defisit yang diestimasi mencapai Rp 8,7 triliun," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Kamis, 2 September.
Sementara itu, kata Edwin, perseroan harus menyelesaikan sejumlah proyek bandara yang masuk dalam list Proyek Strategi Nasional (PSN). Misalnya, pengembangan bandara Semarang, Kulon Progo, Banjarmasin, Lombok, Solo, hingga Bali.
Namun, Edwin mengatakan di dalam perjalanannya, AP I justru mengalami kesulitan keuangan dengan total utang berbunga mencapai Rp24,16 triliun. Menurut Edwin, pembengkakan utang tersebut disebabkan adanya peningkatan utang untuk mendanai PSN sebesar Rp16,04 triliun.
Adapun PSN yang didanai di antaranya, bandara Internasional Yogyakarta sebesar Rp11,7 triliun, Ahmad Yani International Semarang Rp2,14 triliun, Bandar Udara Internasional Syamsuddin Banjarmasin Rp2,2 triliun, Ngurah Rai International Bali Rp2,35 triliun, hingga pembiayaan lainnya. Selain itu, perseroan juga melakukan pembiayaan investasi operasional cabang sebesar Rp5,7 triliun.
Baca juga:
- Penumpang Pesawat di Bandara Lombok Wajib Gunakan Aplikasi PeduliLindungi: Guna Hindari Sertifikat Vaksin Palsu
- Indikator Kokpit Harus Diperiksa, Pesawat Airbus Batik Air Aceh-Jakarta Mendarat Darurat di Bandara Kualanamu
- BUMN Konstruksi, PTPP Sabet Lima Piagam Penghargaan MURI
- Kabar Gembira KA Bandara YIA Beroperasi, Luhut: Cuma Butuh 40 Menit ke Yogyakarta
"Sementara AP I dalam proses menyelesaikan proyek ASN untuk pengembangan bandara di tengah pandemi. Kemampuan pendanaan terbatas," ujarnya.
Untuk diketahui Angkasa Pura I mengelola 15 bandara di Indonesia, yaitu:
1. Bandara I Gusti Ngurah Rai - Denpasar
2. Bandara Juanda - Surabaya
3. Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar
4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan
5. Bandara Frans Kaisiepo - Biak
6. Bandara Sam Ratulangi - Manado
7. Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin
8. Bandara Jenderal Ahmad Yani - Semarang
9. Bandara Adisutjipto - Yogyakarta
10. Bandara Adi Soemarmo - Surakarta
11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah
12. Bandara Pattimura - Ambon
13. Bandara El Tari - Kupang
14. Bandara Internasional Yogyakarta - Kulon Progo
15. Bandara Sentani - Jayapura