Pemkab Kudus Anggarkan Rp1,5 Miliar untuk Pengadaan Mebel 34 Sekolah untuk Persiapan Pembelajaran Tatap Muka
JAKARTA - Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menganggarkan Rp1,5 miliar untuk pengadaan penambahan mebel di 34 SD dan SMP sebagai persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) menyusul sejumlah sekolah mulai menggelar simulasi PTM.
"Tentunya di sejumlah sekolah banyak meja dan kursinya yang sudah tidak layak pakai, terlebih sejak masa pandemi belum ada pembelajaran tatap muka," kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuno Widodo di Kudus, Jumat.
Setelah mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat, pihaknya selanjutnya mengalokasikan sebagian dana untuk pengadaan mebel di 30 SD dan empat SMP itu.
Kebutuhan masing-masing sekolah, kata dia, berbeda-beda karena ada yang membutuhkan lemari kerja, lemari perpustakaan, serta meja kursi untuk siswa dan guru.
Baca juga:
- Sibuk Himpun Data, Disdikbud Malang Target Vaksinasi COVID Pelajar SD-SMP Rampung Oktober 2021
- Pemprov Sumsel Izinkan Sekolah Tatap Muka Mulai Pekan Depan
- Pekan Depan Sekolah di Jakarta Boleh Masuk, Anies: Anak-anak Tidak Memiliki Kewajiban Vaksinasi
- Satgas COVID-19 Sebut 261.041 Sekolah Sudah Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Proyek pengadaan mebel tersebut, sudah memasuki tahap lelang di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Kudus dengan harga perkiraan sementera (HPS) Rp1,36 miliar. Pelaksanaannya menggunakan sistem lelang cepat dan sebelum akhir Agustus 2021 harus sudah ada tanda tangan kontrak dengan pemenang lelang, sedangkan pencairan anggaran langsung dari pusat.
"Standar kualitas mebel yang diajukan juga sesuai dengan spesifikasi pabrik, namun karena aturan terbaru tidak boleh menyebut nama merek maka dalam lelang hanya spesifikasinya," ujarnya.
Dalam lelang sebelumnya muncul penawaran yang tidak wajar karena hanya Rp12,98 juta. Diharapkan nantinya benar-benar muncul penawaran dengan harga wajar.
Pengadaan mebel untuk SD dan SMP di Kabupaten Kudus diusulkan sejak 2018, namun baru terealisasi tahun ini. Dalam waktu dekat semua sekolah sudah mulai pembelajaran tatap muka secara terbatas di tengah pandemi COVID-19.