Taliban Kembali Berkuasa, DPR Harap Hubungan Bilateral Afghanistan-Indonesia Tetap Terjaga
JAKARTA - Komisi I DPR RI berharap proses integrasi dan transisi pemerintahan Afghanistan usai Taliban menguasai Istana Kepresidenan di Kabul dapat berlangsung cepat, guna menghindari kerugian masyarakat.
"Indonesia berharap ada solusi integrasi dan transisi yang baik di sana, tidak terjadi konflik yang merugikan masyarakat," ujar Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi, Rabu, 18 Agustus.
Politikus Golkar ini pun menyoroti gaya komunikasi Taliban. Di mana setelah menguasai Istana, Taliban terlihat lebih berkeinginan berunding dengan Amerika Serikat, ketimbang Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang saat ini melarikan diri.
"Gestur pemerintah Taliban yang hanya mau berunding dengan AS, bukan dengan eks pemerintahan Ghani," katanya.
Baca juga:
- Pemimpin Taliban Abdul Ghani Baradar kembali ke Afghanistan Setelah 10 Tahun, 2.200 Diplomat dan Warga Sipil Dievakuasi
- Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban, Bagaimana Nasib Sepak Bola di Negara Ini?
- Facebook, Instagram dan TikTok Blokir Akses Kelompok Taliban
- Mimpi Atlet Afghanistan Tampil di Paralimpiade Kandas, Taliban Membuat Mereka Terpenjara
Selain itu, diharapkan pemerintahan baru Afghanistan dapat menyeimbangkan hubungan dengan kekuatan global.
"Secara global, kita juga berharap, Afghanistan mampu menyeimbangkan kepentingan antara AS dengan China bersama Rusia," pungkas Bobby.
Tercatat, sebelum menduduki Afghanistan, Mullah Baradar dan beberapa perwakilan Taliban mengunjungi Rusia hingga China. Taliban juga telah membuat perjanjian dengan Amerika Serikat.