Vaksinasi Merdeka Meleset 1 Persen dari Target, Polda Metro Beberkan 2 Kendala di Lapangan
JAKARTA - Vaksinasi Merdeka menargetkan 100 persen warga Jakarta telah divaksin dosis pertama pada 17 Agustus. Namun, target itu tak dapat terpenuhi meski saat ini sudah mencapai 99 persen.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, salah satu alasan tak tercapainya target karena ada masyarakat yang ber-KTP Jakarta tapi tidak tinggal di ibu kota.
"Kenapa 99 persen, karena ada warga jakarta yang KTP Jakarta tinggalnya di luar negeri. Ada warga Jakarta KTP Jakarta tinggalnya di luar Jakarta, misalnya di Maluku, Ambon jadi tidak mungkin 100 persen," ucap Yusri saat dihubungi, Rabu, 18 Agustus.
Kemudian, alasan lainnya karena saat program Vaksinasi Merdeka berjalan, ada beberapa warga terpapar COVID-19. Sehingga, mereka tak bisa divaksin.
Terlebih, bagi mereka yang terpapar COVID-19 baru bisa menjalani vaksinasi setelah 3 bulan sejak terinfeksi.
"Ada warga Jakarta pada saat mau divaksin, dia positif COVID-19 sehingga menunggu (waktu). Nah jadi 99 persen lebih," ungkap Yusri.
Baca juga:
- Apresiasi Relawan Vaksinasi dengan Salam Hormat, Kapolri: Pandemi COVID-19 Bisa Dilalui Kalau Kita Bersatu!
- Menko Luhut: Kita Mampu Merdeka Hadapi Ujian Pandemi
- Ternyata Banyak Warga Sawah Besar Jakpus Takut dengan Jarum Suntik
- 5 Pendaki HUT ke-76 RI di Gunung Agung Minta Bantuan, Ditolong Tim SAR Bali
Mulai Fokus ke Daerah Penyangga
Ke depannya, Vaksinasi Merdeka dosis kedua akan kembali digelar dalam waktu dekat. Tapi, untuk saat ini Polda Metro Jaya akan fokus menggelar vaksinasi di daerah penyangga ibu kota.
"Nah sekarang kita serbu ini Depok, Bekasi, Kabupaten/Kota, Tangerang Selatan, Tangerang Kota yang masih kecil ini. Yang masih 30 persen, 50 persen," papar Yusri.
Vaksinasi terhadap masyarakat yang tinggal di daerah penyangga ibu kota sangat penting dilakukan jika ingin menciptakan herd immunity di Jakarta. Sebab, banyak warga daerah penyangga yang bekerja di Jakarta.
"Supaya sama-sama imbang, karena Jakarta kalau di bawahnya masih rendah sementara mobilitas masyarakat penyanggah ke Jakarta cukup besar," tandas Yusri.