Obat COVID-19 dan Vitamin Sulit Didapat di Bandarlampung, Stoknya Terbatas

JAKARTA - Obat terapi COVID-19 dan vitamin sulit didapat di sejumlah apotek di Bandarlampung karena stoknya terbatas.

Berdasarkan penelusuran Antara di sejumlah apotek di Bandarlampung, Sabtu, menunjukkan obat terapi COVID-19 seperti Oseltamivir produksi Indofarma, Favipiravir, dan Azithromycin produksi Kimia Farma, sulit dicari.

Begitu pula vitamin D3 5000 UI dan Enervon C juga sulit didapat di apotek Bandarlampung.

"Obat COVID-19 dan vitamin tersebut sudah tak ada. Stoknya kosong Mas, " kata Sari pegawai apotek di Bandarlampung dilansir dari Antara, Minggu.

Ia mengakui bahwa stok obat covid dan vitamin tersebut sudah lama kosong karena sudah tak dipasok lagi oleh distributor.

"Sudah lama kosong stok obat Oseltamivir, Favipiravir, dan Azithromycin," katanya.

Pegawai apotek di Bandarlampung lainnya, Kun, mengatakan bahwa obat COVID dan vitamin tertentu stoknya sudah tak ada.

COVID-19 (Unsplaush)

"Obat Oseltamivir dan Favipiravir, stoknya sudah tak ada, tapi obat sejenis seperti Avigan dan Azithromycin masih ada meski stoknya terbatas, " kata dia.

Sementara, lanjut dia, untuk beberapa jenis vitamin seperti Enervon C dan D3 5000 UI juga stoknya kosong. Namun untuk D3 100, Vitacimin, Ester C, vitamin B dan Zink masih tersedia meski stoknya terbatas.

Sebelumnya pada Jumat, 23 Juli, Presiden Jokowi mengecek langsung ketersediaan obat terapi COVID-19 di apotek tersebut.

Namun, apoteker menjawab stok Oseltamivir kosong. Presiden menanyakan kembali di mana ia harus mencari obat tersebut.

Apoteker mengatakan bahwa pihaknya sudah lama tidak menerima pasokan Oseltamivir. Terakhir, stok Oseltamivir yang sempat tersisa adalah merek Fluvir.

"Tapi sekarang juga sudah kosong," kata apoteker wanita tersebut.

Presiden kemudian menanyakan lagi ketersediaan obat jenis Favipiravir. Apoteker juga menjawab tidak punya stoknya, begitu juga dengan vitamin D3.

Apotek tersebut hanya memiliki vitamin D3 1000, sedangkan D3 5000 sudah habis. Kepada Jokowi, apoteker menyampaikan bahwa pihaknya sudah memesan lagi produk vitamin tersebut, namun tidak dapat.

Hingga akhirnya Presiden menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk memberitahu bahwa obat-obatan yang ia cari untuk terapi COVID-19 kosong di pasaran.