Puan Maharani Bicara Sejarah Berkurban di Iduladha dan Membandingkan dengan Pengorbanan pada Masa Pandemi
JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menilai peringatan Hari Raya Iduladha harus dimaknai seluruh elemen bangsa mengorbankan ego dan kepentingan pribadi untuk bergotong royong mengatasi pandemi COVID-19.
"Saatnya kita mengurbankan ego dan kepentingan pribadi kita untuk bergotong royong guna 'mendayung perahu' besar agar Indonesia keluar dari badai (pandemi COVID-19) ini," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa 20 Juli.
Menurut dia, dalam Idul Adha, umat diminta memahami hidup ini ada hal yang sebaiknya dikurbankan untuk kepentingan yang lebih besar.
Puan merujuk pada sejarah awal ibadah kurban pada masa Nabi Ibrahim yang mendahulukan perintah Allah SWT di atas kepentingannya sendiri sebagai ayah, bahkan menunggu lama untuk bisa mendapatkan keturunan, yaitu Ismail.
"Pada hari ini saat pandemi COVID-19 masih menjadi kenyataan keseharian. Memaknai Iduladha dalam situasi ini semestinya bisa diperluas dengan esensi kepentingan lebih besar yang sama," ujarnya.
Dia menilai pengorbanan pada situasi pandemi tidak harus yang teramat besar, mulai saja dari kesadaran untuk menjaga diri dan orang lain dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan tidak keluar rumah kecuali hanya untuk keperluan penting.
Menurut dia, belajar dari lonjakan kasus pada periode-periode khusus seperti Idulfitri dan Tahun Baru, maka masyarakat diimbau untuk tidak mudik dan saling berkunjung dalam kerumunan terkait Hari Raya Iduladha 1422 H, apalagi berwisata.
Baca juga:
- Puan Maharani Ingatkan Penegakan PPKM Darurat Pakai Empati: Rakyat Jangan Dimarahi Apalagi Langsung Main Semprot
- Penutupan Masa Sidang DPR, Puan Maharani: Keputusan RUU Otsus Papua Sangat Ditunggu
- Puan Puji Solidaritas Rakyat yang Bermunculan Kala PPKM Darurat
- Ribut Soal PPKM Darurat dan PPKM Perpanjangan, Puan Maharani Minta Pemerintah Evaluasi
"Jika perlu, pemerintah dan aparat sebaiknya tutup akses keluar kota pada tanggal merah libur nasional, yang juga libur panjang apabila dihitung sejak hari Sabtu. Lakukan segala upaya yang perlu. Perlu digencarkan lagi sosialiasi agar rakyat paham mengapa semua upaya ini perlu dilakukan bersama," katanya.
Puan menilai pembatasan mobilitas dan peluang pelanggaran protokol kesehatan untuk menjaga jarak adalah bagian dari upaya bersama yang diperlukan untuk menahan penyebaran COVID-19.
Dia mengajak masyarakat untuk mengorbankan waktu, kesenangan, dan sedikit kebebasan agar penularan COVID-19 bisa segera dikendalikan dan bersama melangkah serta berlari menyongsong masa depan.
Dia menilai saat ini adalah waktu untuk semua elemen bangsa bergandengan tangan, saling bantu, dan saling jaga agar bersama-sama segera keluar dari pandemi COVID-19.