Terdampak PPKM Darurat, Pedagang Kopi Aksi dan Jemput Pelanggan ke Balai Kota Medan
MEDAN - Puluhan pedagang kopi di Kota Medan menggelar unjuk rasa. Mereka melakukan aksi longmarch sambil berjualan kopi dari Lapangan Merdeka menuju kantor Bobby Nasution.
Para pedagang juga terlihat membawa poster. Mereka mengeluh, tak memiliki penghasilan selama diterapkan PPKM Darurat di Medan.
Mereka juga membawa kopi hasil dagangan mereka untuk dijual kepada para pengendara yang melintas sambil berjalan kaki.
Seorang peserta aksi, Rasyid mengatakan, pihaknya turun ke jalan untuk menjual dagangannya kepada masyarakat dengan cara menawarkan kepada masyarakat agar memiliki penghasilan.
"Kami di sini hanya ingin berjualan, kami mau menjemput bola (jemput pelanggan)," ujarnya, Senin 19 Juli.
Baca juga:
- Update COVID-19 per 19 Juli: Kasus Baru 34.257, Kematian Tembus 1.338 Orang
- Anies: Mereka yang Sudah Divaksin Terpapar COVID-19 Sedikit Sekali, Hanya 0,3 Persen
- Naik Citilink, Pria Ini Nekat Pakai Cadar Bawa Hasil Tes PCR Istrinya, Ketahuan di Ternate Ternyata Positif COVID-19
- Pemilik Kedai Kopi Tasikmalaya Didenda Rp5 Juta, Boshe VVIP Club Bali Didenda Rp1 Juta
Dikatakannya, sampai saat ini para pedagang mengeluhkan turunnya omset hingga 80 persen. Ia berharap, pemerintah memberikan solusi kepada para pedagang khususnya UMKM yang terdampak dari PPKM Darurat.
"Ada sebagian karyawan yang terpaksa kita berhentikan karena toko juga harus tutup. Kami pengen solusi dari pemerintah khususnya wali kota dan DPRD, khususnya kepada pedagang UMKM," harapnya.
Karena itu, dia menegaskan pihaknya akan terus melakukan aksi ini agar aspirasi mereka didengar pemerintah.
"Kalau memang anda (wali kota) ingin Medan sebagai Kota Kopi, ini masyarakatmu, mohon dengarkanlah kami," ujar Rasyid.