Dampak Pandemi COVID-19 Bikin Kesenjangan Makin Lebar, La Nyalla Serukan Ini pada Konglomerat
JAKARTA - Kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat, semakin melebar saat pandemi COVID-19. Dalam kondisi seperti ini, Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengajak konglomerat dan orang-orang kaya untuk memperlihatkan kepeduliannya kepada warga miskin.
Menurut La Nyalla, kepedulian itu akan sangat membantu masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi. Khususnya, saat PPKM Darurat diterapkan. "Pemberlakuan PPKM Darurat menuai kontradiksi di tengah-tengah masyarakat. Situasi yang membuat semakin lebarnya kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin," tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis 15 Juli.
Senator asal Jawa Timur ini menambahkan, saat ini masyarakat miskin menjerit akibat kekurangan makan. Sedangkan bantuan BST PPKM Darurat yang mereka harapkan, hingga kini belum cair. "Hal kontroversi yang kemudian terjadi saat pandemi, adalah meningkatnya jumlah kekayaan orang kaya di Indonesia seperti pebisnis investasi," katanya.
Data dan Fakta
Pernyataan LaNyalla tersebut merujuk pada data yang dikeluarkan Forbes, Credit Suisse dan Financial Times. Disebutkan bahwa jumlah orang kaya di berbagai negara, termasuk Indonesia, mengalami peningkatan. "Majalah Forbes, juga Credit Suisse dan Financial Times menyebut jika jumlah orang Indonesia yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta US Dollar, atau jika dikonversikan menjadi Rp 14,49 miliar, sekitar 172.000 orang. Atau, bertambah sebanyak 62,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy)," katanya.
Sementara jumlah orang Indonesia yang sangat kaya, dengan kekayaan lebih dari 100 juta dollar AS di tahun 2020, mencapai 417 orang atau naik 22,29 persen dari tahun sebelumnya.
Jumlah kekayaan tersebut melonjak signifikan selama pandemi COVID-19 hingga mencapai lebih dari 50 persen, seperti bos Djarum Budi Hartono dan Michael Hartono, Prajogo Pangestu, Sri Prakash Lohia, Chairul Tanjung, dan lainnya.
"Kondisi ini berbanding terbalik dengan jeritan orang miskin yang kesulitan mencari makan pada masa pandemi, tak terkecuali masa PPKM darurat ini. Hal ini bisa dilihat dari data BPS yang menyebutkan sejak September 2020 penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang, atau meningkat 1,12 juta," tukasnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu menilai tugas pemerintah sangat berat. Sebab, kesenjangan sosial yang sangat dalam ini dikhawatirkan akan membuat letusan. "Dampaknya, dapat berakibat pada tidak stabilnya pemerintahan. Hal ini harus dipikirkan dan diantisipasi secara cepat untuk menjaga stabilitas keamanan negara," katanya
Untuk itu, LaNyalla meminta pemerintah mengajak para orang kaya untuk memberikan sumbangsih secara material untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi. "Dan yang paling penting adalah untuk menekan potensi munculnya permasalahan lain yang dapat melebar ke masalah sosial lainnya," jelasnya.
Baca juga:
- Heboh Soal TKA Asal China yang Disebut Datang pada Masa PPKM Darurat, La Nyalla Minta Semua Pihak Cek Faktanya
- TKA China Masuk RI di Tengah PPKM Darurat, Zulkifli Hasan: Melukai Rasa Keadilan Masyarakat
- Pengusaha Restoran Jakarta Nilai PPKM Darurat adalah Lockdown yang Diperhalus: Kami Tidak Bisa Apa-Apa
- Kita Sudah Terbiasa PPKM Mikro, Apa Bedanya dengan PPKM Darurat yang Diterapkan 3 Juli Nanti?
AA La Nyalla Mahmud Mattalitti juga mengajak kepada para orang kaya untuk membuka kepekaan sosial apalagi di tengah pandemi COVID-19 dan PPKM Darurat. Karena, saat ini pemerintah dalam kesulitan. "Inilah saatnya peran serta sebagian kelompok yang mampu memberikan pertolongan dan dukungan pada sebagian saudara yang lain yang berkesusahan untuk menutupi kebutuhan pokok di tengah pandemi," katanya.