Raksasa Teknologi Bahu Membahu Suarakan Anti-Rasisme di Amerika
JAKARTA - Peristiwa meningalnya George Floyd, memicu konflik berkepanjangan di Amerika Serikat (AS). Terlebih kejadian tersebut memperkeruh isu rasisme bagi warga kulit hitam.
Perusahaan-perusahaan teknologi dari Apple, TikTok, Microsoft, Google hingga Netflix ikut menyuarakan dukungan untuk memerangi ketidakadilan terhadap masalah ras di AS. Melalui tagar #BlackLivesMater yang diunggah Twitter, menjadi bentuk dukungan perjuangan kaum kulit hitam melawan penindasan.
Dihimpun dari CNET, CEO Apple Tim Cook sempat menuliskan memo yang dikirimkan kepada semua pegawainya atas respon meninggalnya George Floyd, warga kulit hitam di AS. Dalam memonya, Apple berkomitmen untuk menentang isu ketidakadilan rasial dan melindungi hak asasi manusia (HAM) di Amerika.
"Ini adalah saat ketika banyak orang mungkin menginginkan tidak lebih dari kembali ke keadaan normal, atau ke status quo yang hanya nyaman jika kita mengalihkan pandangan kita dari ketidakadilan. Meskipun sulit untuk mengakui, keinginan itu sendiri merupakan tanda hak istimewa," tulis Cook dalam memo yang diperoleh Bloomberg, Selasa, 2 Juni.
"Kematian George Floyd adalah bukti yang mengejutkan dan tragis bahwa kita harus membidik jauh lebih tinggi daripada masa depan yang "normal", dan membangun yang sesuai dengan cita-cita kesetaraan dan keadilan tertinggi," ungkap Cook dengan sedikit mengutip kalimat dari Martin Luther King.
Sebagai bentuk dukungannya, Apple berjanji akan memberikan sumbangannya ke sejumlah kelompok HAM, termasuk Equal Justice Initiative, sebuah organisasi nirlaba yang berkomitmen untuk menentang ketidakadilan rasial.
Tak hanya Cook, CEO Facebook Mark Zuckerber ikut menyampaikan bentuk dukungannya untuk menentang isu ketidakadilan rasial di Amerika. Lewat laman pribadinya, bos Facebook itu menyumbangkan donasi sebesar 10 juta dolar AS atau setara Rp144 miliar untuk kelompok-kelompok HAM dan masyarakat yang membutuhkan bantuan hak sipil, pasca kejadian George Floyd.
Lewat anak perusahaannya Instagram, juga turut memberikan dukungan terhadap peristiwa ini melalui tagar #ShareBlackStories. Perusahaan media sosial ini juga mengubah warna logo mereka menjadi hitam untuk sementara waktu.
"Kami mendengar Anda, kami melihat Anda dan kami bersama Anda. Kami menentang rasisme. Kami berdiri dengan komunitas Black kami - dan semua yang bekerja menuju keadilan untuk menghormati George Floyd, Breonna Taylor, Ahmaud Arbery dan terlalu banyak orang lain yang namanya tidak akan dilupakan," tagar Instagram di Twitter.
Microsoft hingga Google
Tak hanya perusahaan media sosial, penyedia layanan telekomunikasi Verizon juga turut menyuarakan dukungannya terhadap isu ketidakadilan rasial di Amerika Serikat. Raksasa teknologi semacam Microsoft, Intel hinggal Google juga turut menyuarakan keberagaman dan menolak segala bentuk penindasan rasial.
Lewat tweet-nya, CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan bahwa tidak ada tempat untuk kebencian dan rasisme di masyarakat. Perusahaan itu pun akan menggunakan platformnya untuk memperkuat suara dari komunitas kulit hitam dan Afrika-Amerika di Microsoft.
Di sisi lain, CEO Google Sundar Pichai turut menyampaikan dukungan kepada semua warga kulit berwarna dengan mencantumkan tulisan "Kami mendukung kesetaraan ras dan semua orang yang mencarinya" pada halaman utama Google di wilayah Amerika. Lewat anak perusahaannya, YouTube juga tak segan untuk menggelontorkan dana sebesar 1 juta dollar AS (Rp14,5 miliar) sebagai upaya untuk mengatasi aksi ketidaksetaraan sosial.
Tak hanya itu, banyak perusahaan saluran TV dan penyedia layanan streaming turut mengubah profil akun Twitter mereka dengan tagar #BlackLivesMatter. Adapun Netflix, Amazon Studios, Hulu, dan Disney juga menyuarakan aksi dukungan anti-rasialisme lewat pengumuman yang diunggah melalui akun resmi Twitter milik mereka.