TNI Punya Helm Deteksi Suhu Tubuh yang Bisa Digunakan hingga Jarak 10 Meter
JAKARTA - Personel TNI Angkatan Darat (AD) dikerahkan untuk mendisiplinkan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19. Untuk melaksanakan hal itu, aparat TNI akan menggunakan helm berteknologi canggih.
Kadispenad Kolonel Inf Nefra Firdaus menjelaskan, helm berjenis thermal KC wearable merupakan inovasi untuk mendeteksi suhu tubuh beberapa orang dalam waktu yang sama.
Helm ini diklaim lebih cepat dan efektif dibandingkan thermal gun. Teknologi yang disematkan akan mampu meminimalisasi risiko penularan COVID-19 kepada petugas pemeriksa suhu akibat kontak dekat, seperti jika menggunakan thermal gun.
"Inovasi ini dapat mendeteksi suhu tubuh seseorang melalui jarak sampai dengan 10 meter. Selain itu dapat memeriksa suhu tubuh orang yang lebih banyak dan tentunya waktunya akan lebih cepat dan efektif," kata Nefra dalam keterangannya, Sabtu, 30 Mei.
Salah satu peserta pelatihan dari kesehatan Sekolah Calon Perwira AD di Bandung, Letda Ckm (K) Eva menyebut, helm thermal KC wearable membantu tenaga medis karena karena lebih cepat dalam mendeteksi suhu tubuh.
"Selama ini untuk mengecek suhu tubuh, kami lakukan satu per satu dan dengan jarak yang dekat. Namun dengan alat ini kami dapat mendeteksi suhu tubuh seseorang lebih cepat, dan dapat dilakukan dari jarak jauh tanpa harus mendekati orang tersebut," ungkap Eva.
Seperti diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan mengerahkan pasukan TNI dan Polri di 1.800 titik di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota untuk mendisiplinkan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.
"Objeknya adalah tempat-tempat lalu lintas masyarakat, mal-mal, pasar-pasar rakyat, tempat pariwisata dan dari data yang ada di 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota ada 1.800 objek yang akan kita laksanakan pendisiplinan tersebut," kata Hadi.
Pelaksanaan pendisiplinan protokol kesehatan itu menurut Hadi akan dilaksanakan bertahap. Pelaksanaan pendisiplinan misalnya untuk memastikan warga yang datang ke tempat-tempat tersebut memakai masker.
"Yang kami laksanakan adalah pertama harus seluruh masyarakat kita awasi supaya tetap memakai masker, kedua dalam berkegiatan harus menjaga jarak aman kemudian kami sediakan tempat mencuci tangan atau menyediakan hand sanitizer, mudah-mudahan dengan kegiatan ini tahap pertama bisa berjalan dengan baik," beber dia.
Baca juga:
Pada tahap pertama, pasukan TNI-Polri rencananya akan mengatur kapasitas tempat-tempat publik tersebut agar hanya diisi setengah pengunjung. Mulai dari mal atau tempat makan akan berada dalam pengawasan TNI.
"Tahap pertama akan kami atur mal kapasitasnya 1.000 (orang) mungkin kami akan izinkan untuk 500 (orang) saja dan kami awasi, kemudian tempat makan harusnya 500 (orang) hanya 200 (orang) saja," ungkap Hadi.
Nantinya, pasukan TNI dan Polri akan bekerja sama dengan pemerintah daerah termasuk berkoordinasi dengan gugus tugas di masing-masing provinsi, kabupaten dan kota.
"Mudah-mudahan apa yang kita inginkan semua masyarakat tetap beraktivitas tapi tetap aman dari COVID-19, oleh sebab itu saya mohon dukungan dari seluruh rekan-rekan untuk berhasilnya pelaksanaan pendisplinan protokol kesehatan tersebut. Mudah-mudahan 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota tersebut R0 bisa turun sampai 0,7 sampai bawah lagi yang lebih bagus," jelasnya.