Kemenkes: 75 Kasus Varian Baru COVID Ada di Jateng, Menyusul DKI Jakarta dengan 48 Kasus
JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga Minggu, 13 Juni pihaknya telah memeriksa 1.989 sekuens. Dari angka itu, sebanyak 145 sekuens terdeteksi Vatiant of Concern (VoC) yang diyakini lebih ganas, menular lebih cepat, hingga memperparah pasien saat jatuh sakit.
Menurut Siti Nadia, 47 dari total 145 kasus varian baru SARS-CoV-2 tersebut berasal dari luar negeri. Sisanya, 98 kasus lokal. "Saat ini, kasus tersebut menyebar di sejumlah daerah di Indonesia," jelasnya lewat pesan singkat kepada Antara, Rabu, 16 Juni.
Sebanyak 36 kasus terdeteksi di Indonesia sebagai B117 (Alfa), lima kasus B1351 (Beta), dan 104 kasus B1617.2 (Delta).
Jumlah kasus terbanyak berada di Brebes, Cilacap, dan Kudus, Provinsi Jawa Tengah yang terdiri atas 75 kasus varian Delta dan satu kasus varian Alfa.
Selain di Jawa Tengah, kata Siti Nadia, DKI Jakarta juga mendominasi jumlah kasus, masing-masing varian Alfa 24 kasus, Beta 4 kasus, dan Delta 20 kasus.
Secara terpisah, Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan varian Delta memiliki karakteristik penularan yang cepat.
Baca juga:
- Kemenkes: 47 Kasus Varian Baru COVID-19 Berasal dari Luar Negeri
- Varian Delta Asal India Muncul di Jakarta, Dinkes: Mudah Menular, Gejala Berat atau Lebih Mematikan
- Perpanjang PPKM Mikro, Anies Baswedan: Ibu Kota Memerlukan Perhatian Ekstra
- Tugaskan Kader Bantu Rakyat, Sekjen PDIP Hasto: Pilpres 2024 Sudah Ada Tahapannya!
"Di Inggris sudah ada 42.323 kasus varian Delta, naik 70 persen dari pekan sebelumnya, atau naik 29.892 kasus hanya dalam waktu satu pekan saja. Peningkatan yang amat besar," katanya.
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, mengatakan data terakhir Inggris menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen kasus baru COVID-19 di negara tersebut saat ini adalah varian Delta yang menggantikan varian Alfa yang semua dominan di Inggris.
"Kalau pola ini juga akan terjadi di negara kita maka tentu bebannya akan berat jadinya," katanya.
Ia mengatakan varian Delta di Inggris ternyata 60 persen lebih mudah menular daripada Alfa.
"Waktu penggandaannya berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari. Akan baik kalau juga ada data tentang berapa besar penggandaan dari varian Delta yang kini ada di negara kita, termasuk tentunya laporan terakhir dari Kudus ini," katanya.