Warga Balikpapan Masih Kekurangan Air Minum, Pembangunan Waduk Masih Terkendala Sengketa Lahan

BALIKPAPAN - Kebutuhan air baku untuk air minum di Kota Balikpapan hingga 2039 diproyeksikan sekitar 3,3 meter kubik per detik. Namun saat ini baru terpenuhi 1,3 meter kubik per detik.

Demikian disampaikan Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto di Balikpapan, Selasa, 15 Juni sebagaimana dikutip dari Antara

Dia mengatakan, saat ini kekurangan pasokan air baku itu bisa terlihat dari belum seluruhnya warga kota minyak ini menikmati pelayanan air bersih dari PDAM.

Untuk menutupi kekurangan tersebut Pemkot Balikpapan telah membangun Waduk Teritip dan Embung Aji Raden, termasuk kerjasama dengan Pemkab PPU yang membangun Waduk Semoi-Sepaku.

“Namun, dari perhitungan kami, bila ketiganya sudah mulai beroperasi di 2024 mendatang, penambahannya baru 820 liter pe detik,” kata Muldianta.

Kekurangan 1.200 liter per detik masih dicarikan lagi jalan keluarnya. “Itu memang masih menjadi PR kami untuk mencari potensi-potensi yang bisa kita andalkan untuk memenuhi kebutuhan air baku Balikpapan,” ujar Muldianta.

Di sisi lain, Muldianta mengungkapkan, pembangunan Embung Aji Raden tahun depan ditargetkan rampung dan bisa digunakan.

Tahun 2021 ini masih penyelesaian pembebasan lahan yang sebelumnya sempat tersendat. Begitu pula dengan pembangunan Waduk Semoi-Sepaku yang terkendala pembebasan lahan.

Adapun Bendungan Teritip yang saat ini belum mencapai batas kemampuannya yang kelak mencapai 250 liter per detik. Namun demikian, masih bisa digunakan untuk kapasitas 80 liter per detik dari seluruhnya 250 liter perdetik.

Sebagai waduk tadah hujan, diperhitungkan masih perlu beberapa waktu lagi hingga waduk penuh dan bisa berkapasitas maksimal.

Saat ini PDAM Balikpapan mengandalkan air baku dari Waduk Manggar dan beberapa sumur dalam untuk mencukupkan kebutuhan air warga Kota Minyak.

Selama beberapa tahun terakhir, berbagai ide dan penawaran berdatangan ke Balai Kota berkenaan dengan pengadaan air baku untuk minum ini.

Di tahun 2016, misalnya, Wali Kota Rizal Effendi pernah ditawari pengusaha Hashim Djojohadikusumo pasokan air baku hingga 3.000 liter per detik yang dipipakan dari Semoi-Sepaku. Dalam beberapa kesempatan pernah juga mencuat ide desalinasi atau menawarkan air laut. Namun demikian, belum pernah ada yang terwujud dari tawaran atau ide-ide tersebut.