Kejar Target Mandiri Alat Kesehatan, Pemerintah Bidik Tambahan 9 Ribu Produk Alkes Buatan dalam Negeri

JAKARTA - Pemerintah menargetkan penambahan sebanyak 9.000 produk alat kesehatan atau alkes buatan dalam negeri pada tahun ini. Tujuannya untuk meningkatkan kemandirian ekonomi Indonesia di bidang kesehatan. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk melakukan program sertifikasi penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). 

Menurut Agus, program tersebut juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin mendorong adanya subtitusi atau pengurangan impor. 

"Kementerian Peridustrian tahun 2021 telah menganggarkan sertifikasi TKDN secara gratis yang kita targetkan sekurang-kurangnya akan tersertifikasi 9.000 produk baru," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 15 Juni.

Agus berharap program ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh produsen dalam negeri sebagai kesepakatan untuk meningkatkan kualitas produknya. Kata Agus, untuk memuluskan target tersebut pemerintah akan membebaskan tariff bea masuk bahan baku dan bahan penolongnya. 

Diharapkan cara seperti ini sambung Agus juga akan mempermudah dan menekan biaya riset serta pengembangannya. Agus menjelaskan, salah satu produk alat kesehatan yang sukses dikembangkan dan diproduksi oleh anak bangsa yakni ventilator buatan Universitas Gajah Mada (UGM). 

Menurut Agus, alat kesehatan buatan anak bangsa ini telah terserap dan digunakan di rumah sakit untuk penanganan pandemi Covid-19. 

"Terima kasih kepada Pak Menteri Kesehatan yang sekarang sudah terserap di rumah sakit. Nah itu juga kami bantu alat-alat atau bahan baku dan penolongnya nol (bebas bea masuk)," katanya. 

Di sektor industri farmasi dan alat kesehatan, kata Agus, Kementerian Perindustrian terus malakukan penyesuaian untuk menaikkan TKDN yang saat ini hanya menyentuh angka 15 persen. Ditargetkan dalam waktu dekat TKDN di industri tersebut dapat meningkat hingga 40 persen. 

"Nanti kita akan kombinasikan dengan desain logistik dan juga Research and development (R&D). Kita harapkan dengan cara kita menyesuaikan, maka TKDN alat kesehatan dapat mencapai titik 40 persen," ujarnya.