Nadiem Makarim: Pendidikan Tinggi Penting agar Tidak Tertinggal Zaman
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan peran pendidikan tinggi semakin penting agar Indonesia tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.
"Prioritas kebijakan adalah meningkatkan akses serta kualitas dari pendidikan tinggi di Indonesia, di antaranya melalui kebijakan Kampus Merdeka dan perluasan program beasiswa LPDP bekerja sama dengan Kementerian Keuangan," katanya saat acara Education Festival, yang diselenggarakan Mata Garuda, organisasi penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan, dilansir Antara, Senin, 14 Juni.
Mendikbudristek menyampaikan harapannya bagi para penerima beasiswa pendidikan tinggi untuk berkolaborasi, menyongsong kreativitas, berinovasi, serta yang terpenting adalah mengabdi kepada masyarakat serta menanamkan jiwa silih asah (saling memintarkan), silih asuh (saling menyayangi), dan silih asih (saling memelihara).
Education Festival digelar secara virtual selama 9-12 Juni 2021 dengan tema "Scholarship Sharing and Information of Education Life" sebagai rangkaian acara Mata Garuda Edufair 2021, yang berlangsung sejak 2 Mei 2021 dan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Baca juga:
- Pentingnya Teknologi untuk Dunia Pendidikan saat Ini
- Bamsoet Minta Sri Mulyani Batalkan Rencana Pajak Pendidikan: Ini Sama Saja Tidak Menganggap NU ataupun Muhammadiyah
- Amnesty International Beberkan Kondisi Kamp Xinjiang, Ada Kursi Macan hingga Larangan Tidur
- Ternyata Ada 19 Orang Napi LP Perempuan Kerobokan Minum Disinfektan, Mereka Sesak hingga Penglihatan Buram
Hadir sebagai pembicara para sosok muda inspiratif yaitu Dodik Pranata Wijaya, Staf Khusus Menteri Desa PDTT; Danang Rizki Ginanjar, Sekretaris Jenderal Indonesia Forum dan mantan Staf Khusus Menteri PPN dan Menristek; dan Dyah Roro Esti Widya Putri, Anggota Komisi VII DPR RI.
Senada dengan Nadiem, ketiga pembicara tersebut juga menyadari peran penting pendidikan tinggi dalam mendukung tugas mereka saat ini serta mendorong rekan-rekan alumni beasiswa pendidikan tinggi untuk turut mengabdi kepada masyarakat.
Dodik Pranata Wijaya mengatakan hal-hal yang dilakukan sekarang adalah investasi untuk masa depan. "Eskalator tercepat untuk mengubah nasib adalah dengan pendidikan," kata penerima beasiswa LPDP semasa S2 dan S3.
Sedangkan, Dyah Roro Esti, yang juga penerima beasiswa LPDP, membagikan pengalamannya berkiprah sebagai wakil rakyat serta terobosan-terobosan apa saja yang digaungkannya sebagai perwakilan perempuan Indonesia dalam parlemen.
Sementara itu, sesi scholarship sharing diiisi penerima beasiswa dari Benua Australia yaitu Fahd Pahdepie (AAS), Hera Bugis Indiana (New Zealand Scholarship), Hani Yulindrasari (AAS dan Dikti), dan Rahmat Yudha Putra (LPDP).
Dari benua Amerika yaitu Melvina (Fulbright), Pujiati Sari (LPDP Afirmasi), Dr. Jonathan Hasian Haposan (USAID), Rahmatri Mardiko (Fulbright), dan Anthony Winza Prabowo (LPDP Reguler).
Dari benua Asia yaitu Radium Ikono (LPDP), Nuris Fattahillah (LPDP Dalam Negeri), Dimas Harris Sean Keefe (BK21 Scholarship), Rama Rizana (KFUPM Scholarship), dan Dhyan Ramadhan (Tiongkok Scholarship).
Serta, dari Benua Eropa yaitu I Made Aditya (Chevening), Ivandito Herdyandita (Erasmus Mundus), dan Birul Qodriyah (LPDP).
Ketua Panitia Mata Garuda Edufair 2021 Dian Setiawati mengatakan, selain Education Festival, mata acara lain adalah Education Webinar, Coaching Clinic for Teacher, Webinar dan Simulasi TOEFL, Webinar IELTS, dan Kompetisi Essay dan Fotografi.
Sementara, Ketua Umum Mata Garuda Erbi Setiawan mengatakan acara Mata Garuda Edufair ini akan menjadi acara rutin tahunan dan harapannya setelah pandemi COVID-19 berakhir, bisa dilaksanakan secara langsung (offline) di daerah-daerah.