Akademisi: Penataan Kesawan Bisa Tumbuhkan Investasi dan Bisnis di Kota Medan
JAKARTA - Akademisi dari Prodi Admistrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Nana Dyki Dirbawanto, SE, MBA, mengatakan penataan Kota Lama Kesawan berpotensi menumbuhkan investasi dan bisnis di Kota Medan.
"Kita mendorong Pemkot Medan agar membuka peluang selebar-lebarnya bagi pihak swasta untuk ikut serta dalam penataan Kota Lama Kesawan, termasuk Gedung Warenhuis," ungkap Nana di Medan, dikutip dari Antara, Kamis 11 Juni.
Bahkan, lanjut dia, apalagi Pemkot Medan yang dipimpin Bobby Nasution ini juga melibatkan penanaman modal asing (PMA), maka dianggap suatu hal yang dapat dibenarkan, karena tujuan penataan Kesawan agar menjadi merek Kota Medan ke depan.
Keberhasilan penataan sejumlah kota tua di Indonesia, terangnya, di antaranya Jalan Braga di Bandung, Kota Lama di Semarang, dan Kota Tua di Jakarta tidak terlepas dari dukungan swasta.
Ia melanjutkan kini ketiga kawasan kota tua di Pulau Jawa tersebut menjadi merek dan daya tarik dalam mendatangkan wisatawan, sehingga berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Baca juga:
- Bobby Nasution Ingin Medan Jadi “Market” UMKM, Perintahkan ASN Pemko Loyal ke Masyarakat
- Wali Kota Bobby Nasution Tutup Sementara Kesawan City Walk Medan yang Sempat Jadi Sorotan
- PDIP Sumut Kritik 100 Hari Kerja Bobby Nasution: Kesawan Medan Langkah Blunder
- Bakal Tata Kota Lama Medan, Bobby Nasution Bareng Dirjen Cipta Karya PUPR Tinjau Kesawan
"Saya menilai langkah wali kota menata kawasan kota lama di Medan sudah tepat dan memang harus dilakukan. Tapi, pihak swasta dilibatkan. Kita tidak bisa lagi cuma mengandalkan APBD maupun APBN, karena anggarannya terbatas," terang dia.
Nana yang merupakan lulusan Universitas Negeri Semarang (S1) dan Institut Teknologi Bandung (S2) itu menerangkan salah satu upaya harus dilakukan Pemkot Medan agar swasta tertarik berinvestasi, yakni jaminan keamanan.
"Swasta harus merasa yakin, jika investasi di Kota Medan benar-benar terjamin. Selain itu, pembenahan birokrasi terutama dalam proses perizinan," tutur Nana Dyki Dirbawanto.