Resmikan Patung Bung Karno, Megawati Cerita Pengalaman Lucu Sang Ayah Menunggangi Kuda

JAKARTA - Presiden Republik Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri menceritakan kisah lucu sang ayah, Soekarno, tentang permintaannya yang mengingikan kuda jinak.

Kuda itu untuk ditunggangi pada upacara peringatan hari ulang tahun pertama di tahun 1946. Bahkan, kuda itupun hanya satu kali selama hidupnya.

Awalnya, Megawati menuturkan jika kisah tentang kuda itu didapat dari ibundanya, Fatmawati Soekarno yang menyebut ayahnya tak bisa mengunggani kuda.

"Saya dengar ceritanya dari ibu saya, waktu itu sangat panik. Karena seperti apa yang dikatakan, (Bung Karno) tidak tahu bagaimana menunggang kuda," ucap Megawati di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Minggu, 6 Juni.

Dengan alasan itu, sambung Megawati, ayahnya itu meminta untuk dicarikan kuda yang jinak. Padahal, menurutnya, seorang pemimpin haruslanya menunggangi kuda yang gagah.

"Karena sebagai presiden pada waktu itu, ini menurut cerita ibu saya, maka beliau minta untuk dicarikan kuda yang jinak. Saya tak tak dapat membayangkan mendengar cerita ibu saya itu, bagaimana seorang panglima tertinggi kudanya itu jinak. Tentunya, seharusnya (kudanya) garang ya," kata Megawati.

Hingga akhirnya, sang ayah pun bisa menunggang kuda. Soekarno pun menghadiri kegiatan pemeriksaan kesiapan prajurit TNI.

"Disebut Angkatan Perang pada waktu itu dan sekarang menjadi Tentara Nasional Indonesia," kata Megawati.

Sebagai informasi, Peresmian patung Sukarno menunggang kuda itu dilakukan dimana Megawati hadir bersama anggota keluarganya. Yakni putranya Prananda Prabowo bersama istri Nancy Prananda.

Hadir juga Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Sesaat sebelum penandatangan prasasti, Menhan terlihat memanggil Prananda Prabowo ke depan untuk mendampingi Megawati. Usai meneken prasasti, Megawati pun menekan tombol hingga patung terlihat.

Sementara jajaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) dipimpin langsung oleh Menhan Prabowo Subianto. Sejumlah pejabat negara ikut hadir. Di antaranya Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Trenggono, KSAD Jenderal Andika Perkasa, Kepala BIN Budi Gunawan, serta para wakil kepala staf angkatan.